Denpasar (Antara Bali) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, Bali, menemui Kepala Kepolisian Sektor Denpasar Timur, Komisaris Polisi I Gede Redastra terkait Angeline (8) bocah yang hingga saat ini masih belum ditemukan.

"Kami bertanya sejauh mana perkembangan hilangnya Angeline yang sampai saat ini belum ada hasilnya yang kami lihat. Sampai saat ini belum ada titik terang," kata Perwakilan P2TP2A Denpasar, Siti Sapurah ditemui di Mapolsek Denpasar Timur, Senin.

Dalam kesempatan itu, Siti mengaku memiliki indikasi bahwa bocah kelas dua di SD Negeri 12 Kesiman, Denpasar tersebut tidak diculik karena minimnya bukti yang mendukung.

Ia pun menyayangkan sikap ibu angkat Angeline, yakni Margarehta yang dinilai tidak kooperatif saat polisi melakukan pemeriksaan di dalam rumah yang memiliki kandang ayam itu. "Kemungkinan apakah anak ini dihilangkan, atau dikubur atau dibunuh, itu ada sebenarnya, dugaan ke arah sana itu ada. Tetapi saat polisi melakukan pemeriksaan, ibu itu (Margaretha) tidak kooperatif," ucapnya.

Dugaan tersebut, lanjut dia, berangkat dari tertutupnya keluarga tersebut bersama dengan masyarakat sekitar. Sementara itu Kepala Polsek Denpasar Timur, Komisaris Polisi I Gede Redastra tidak banyak berkomentar terkait hal itu.

Ia hanya menyatakan bahwa upaya pencarian terhadap Angeline tidak akan berhenti karena telah berupaya maksimal. "Kami sudah berupaya maksimal untuk menyelidiki hilangnya Angline. Tetapi kami tidak akan berhenti," ucapnya.

Selama hampir dua minggu sejak hilang secara misterius pada Sabtu (16/5), kabut tebal menyangkut keberadaan Angeline hingga saat ini masih menutupi pencarian terhadap bocah cantik itu. Banyak spekulasi bermunculan, mulai dugaan diculik oleh orang lain hingga keterlibatan orang dekat korban.(WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015