Nusa Dua (Antara Bali) - Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung, Prof Dr Arminda Alisjahbana, mendorong sekolah bisnis menerapkan pendidikan bisnis dan investasi yang peduli lingkungan (green business and investment) menghadapi pasar bebas ASEAN.

"Sekolah bisnis perlu mengembangkan `green investment` dan `green business` yang berpihak kepada sumber daya alam dan lingkungan terlebih menjelang MEA," kata mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas itu di sela-sela Konferensi Akademisi Asosiasi Sekolah Bisnis Asia-Pasifik di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.

Ekonomi yang berpihak kepada lingkungan, jelas dia, perlu dikuatkan salah satunya oleh sekolah bisnis di Tanah Air menjelang pasar bebas di kawasan Asia Tenggara.

Doktor ekonomi jebolan University of Washington di Seattle, Amerika Serikat, itu juga meminta para pelajar menerapkan ilmu dalam "green investment" dan "green business" meliputi peluang, pengembangan produk, pemasaran, pengelolaan keuangan hingga menyangkut teknologi yang berbasis lingkungan.

"Sekolah bisnis mencetak sumber daya manusia untuk dunia usaha utama perusahaan besar atau wirausaha, untuk itu mereka perlu dikuatkan menjelang MEA," imbuhnya.

Ia optimistis Indonesia mampu bersaing dalam MEA tersebut, mengingat Indonesia memiliki populasi jumlah penduduk, khususnya usia produktif yang lebih besar dibandingkan negara lain di Asia Tenggara.

Hal tersebut menjadi peluang besar bagi Indonesia khususnya di sektor ekonomi bisnis menjelang dibukanya keran pasar bebas di Asia Tenggara.

"Asia Tenggara memiliki kondisi ekonomi paling dinamis di dunia, penduduk produktif juga yang berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi," ujar Arminda. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015