Denpasar (Antara Bali) - PT Pertamina Wilayah Bali-Nusra terus berupaya memantau stok gas elpiji agar tidak sampai terjadi gejolak di tengah masyarakat, karena adanya keluhan warga sulitnya mencari gas elpiji ukuran tiga kilogram.
Branch Marketing Manager PT Pertamina Wilayah Bali-Nusra, Iwan Yudha Wibawa di Penatih, Kota Denpasar, Rabu, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dari SKPD kabupaten/kota dan provinsi mengenai langkanya dan naiknya harga gas elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer.
"Kami memang menerima banyak masukan dari SKPD di Bali, menyebutkan gas elpiji 3 kilogram yang menjadi hak rakyat langka dan harganya naik. Makanya kami merespon laporan itu," katanya.
Ia berharap agar kerja sama dalam pemantauan di lapangan semakin ditingkatkan, sehingga memudahkan merespon semua laporan yang masuk terutama terkait dengan elpiji bersubsidi dari pemerintah.
Untuk di seluruh Bali, kata Iwan Yudha, pihaknya sudah memetakan ada 65 titik yang menjadi lokasi distribusi dan semuanya berada di pasar tradisional. Pemilihan pasar tradisional karena diasumsi bahwa banyak masyarakat kecil pasar-pasar tersebut.
"Pendistribusian ribuan tabung elpiji ukuran 3 kg tersebut langsung ke tangan masyarakat," katanya.
Mereka, tambahnya, hanya perlu membayar per tabung Rp14.500 dengan mendaftar dan membawa KTP terlebih dahulu. Tujuannya agar tidak terjadi penimbunan atau membeli lebih dari satu tabung karena masih banyak warga lain yang membutuhkan.
Dikatakan per titik akan disalurkan 560 tabung selama empat hari berturut-turut di 65 titik yang ada di seluruh Bali.
"Kami berharap jumlah ini cukup membantu masyarakat kelas bawah untuk mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kilogram sesuai harga pangkalan. Sementara sisanya mereka harus menebus dengan harga pasaran biasa sampai di tingkat pengecer," ujarnya.
Iwan Yudha juga menjamin jika stok tabung gas elpiji 3 kilogram di Bali aman. Kelangkaan kemungkinan terjadi kemandegan distribusi sampai ke tingkat pengecer. Stok per hari di Bali mencapai 168 ribu tabung. Sementara konsumsi rata-rata per hari 140 ribu tabung.
"Kami menjamin stok gas elpiji selalu aman. Makanya kita pertanyakan kenapa terjadi kelangkaan, karena stok selalu aman," ujarnya.
Soal harga ia mengaku tidak bisa menjelaskan lebih jauh karena akan berbeda-beda mulai distributor, agen dan pengecer. Namun kalau naiknya tidak wajar, maka Pertamina berhak untuk melakukan kontrol.
"Pertamina tidak bisa menentukan batas atas harga elpiji 3 kilogram karena tergantung biaya pengiriman dan jarak tempuh para distributor," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Branch Marketing Manager PT Pertamina Wilayah Bali-Nusra, Iwan Yudha Wibawa di Penatih, Kota Denpasar, Rabu, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dari SKPD kabupaten/kota dan provinsi mengenai langkanya dan naiknya harga gas elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer.
"Kami memang menerima banyak masukan dari SKPD di Bali, menyebutkan gas elpiji 3 kilogram yang menjadi hak rakyat langka dan harganya naik. Makanya kami merespon laporan itu," katanya.
Ia berharap agar kerja sama dalam pemantauan di lapangan semakin ditingkatkan, sehingga memudahkan merespon semua laporan yang masuk terutama terkait dengan elpiji bersubsidi dari pemerintah.
Untuk di seluruh Bali, kata Iwan Yudha, pihaknya sudah memetakan ada 65 titik yang menjadi lokasi distribusi dan semuanya berada di pasar tradisional. Pemilihan pasar tradisional karena diasumsi bahwa banyak masyarakat kecil pasar-pasar tersebut.
"Pendistribusian ribuan tabung elpiji ukuran 3 kg tersebut langsung ke tangan masyarakat," katanya.
Mereka, tambahnya, hanya perlu membayar per tabung Rp14.500 dengan mendaftar dan membawa KTP terlebih dahulu. Tujuannya agar tidak terjadi penimbunan atau membeli lebih dari satu tabung karena masih banyak warga lain yang membutuhkan.
Dikatakan per titik akan disalurkan 560 tabung selama empat hari berturut-turut di 65 titik yang ada di seluruh Bali.
"Kami berharap jumlah ini cukup membantu masyarakat kelas bawah untuk mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kilogram sesuai harga pangkalan. Sementara sisanya mereka harus menebus dengan harga pasaran biasa sampai di tingkat pengecer," ujarnya.
Iwan Yudha juga menjamin jika stok tabung gas elpiji 3 kilogram di Bali aman. Kelangkaan kemungkinan terjadi kemandegan distribusi sampai ke tingkat pengecer. Stok per hari di Bali mencapai 168 ribu tabung. Sementara konsumsi rata-rata per hari 140 ribu tabung.
"Kami menjamin stok gas elpiji selalu aman. Makanya kita pertanyakan kenapa terjadi kelangkaan, karena stok selalu aman," ujarnya.
Soal harga ia mengaku tidak bisa menjelaskan lebih jauh karena akan berbeda-beda mulai distributor, agen dan pengecer. Namun kalau naiknya tidak wajar, maka Pertamina berhak untuk melakukan kontrol.
"Pertamina tidak bisa menentukan batas atas harga elpiji 3 kilogram karena tergantung biaya pengiriman dan jarak tempuh para distributor," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015