Ternate (Antara Bali) - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua hari di Ternate, selain disambut masyarakat setempat, juga melumpuhkan aktifitas warga di sepanjang jalan dari Hotel Bella hingga ke Pelabuhan Ahmad Yani untuk ke Sofifi.
Saat tiba di Sofifi pada Pagi hari Jokowi dengan gayanya yang ramah menyapa masyarakat, karena selain disambut masyarakat, kedatangannya ini juga sempat melumpuhkan Kota Ternate selama tiga jam.
Salah seorang sopir angkot Mustafa ketika dihubungi di Ternate, Jumat mengatakan, kehadiran Presiden seharusnya tidak membuat aktifitas perkotaan menjadi lumpuh, karena Presiden datang itu luar biasa.
Sementara itu, proses pengamanan kedatangan presiden RI, Joko Widodo dan rombongan, dianggap terlalu berlebihan, sehingga menghambat aktifitas masyarakat kota Ternate dan Maluku Utara.
Selain penghentian aktifitas transportasi laut dari dan ke Sofifi, sejumlah ruas jalan di kota Ternate juga diberlakukan sistim buka tutup, sehingga warga kota Ternate merasa kesulitan dalam melakukan aktifitas.
Bahkan, sejumlah warga yang ditemui mengaku sulit beraktifitas secara leluasa, sebab sejumlah ruas jalan yang akan dilalui presiden telah ditutup. Menurutnya, pengawalan presiden di Maluku Utara, terlalu berlebihan sehingga ada kesan, Maluku Utara tidak aman untuk presiden, seakan-akan Malut tidak aman.
Hal senada juga disampaikan Ona, warga Morotai yang berdomisili di Ternate mengakui harus membatalkan perjalanannya ke Sofifi kemudian menuju ke Morotai, karena aktivitas pelayaran di Ternate sesaat kedatangan Jokowi ke Ternate dihentikan.
Dia menilai pengamanan kedatangan presiden ke Malut terlalu berlebihan dan tidak seperti mantan Presiden SBY saat berada di Kota Ternate selama dua hari tidak seketat kehadiran Presiden Jokowi di Ternate. Meski demikian, dia berharap ada hal positif yang diperoleh Malut dalam kunjungan presiden kali ini. Mudah-mudahan di Malut mendapat bantuan dana pusat untuk pembangunan di daerah ini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Saat tiba di Sofifi pada Pagi hari Jokowi dengan gayanya yang ramah menyapa masyarakat, karena selain disambut masyarakat, kedatangannya ini juga sempat melumpuhkan Kota Ternate selama tiga jam.
Salah seorang sopir angkot Mustafa ketika dihubungi di Ternate, Jumat mengatakan, kehadiran Presiden seharusnya tidak membuat aktifitas perkotaan menjadi lumpuh, karena Presiden datang itu luar biasa.
Sementara itu, proses pengamanan kedatangan presiden RI, Joko Widodo dan rombongan, dianggap terlalu berlebihan, sehingga menghambat aktifitas masyarakat kota Ternate dan Maluku Utara.
Selain penghentian aktifitas transportasi laut dari dan ke Sofifi, sejumlah ruas jalan di kota Ternate juga diberlakukan sistim buka tutup, sehingga warga kota Ternate merasa kesulitan dalam melakukan aktifitas.
Bahkan, sejumlah warga yang ditemui mengaku sulit beraktifitas secara leluasa, sebab sejumlah ruas jalan yang akan dilalui presiden telah ditutup. Menurutnya, pengawalan presiden di Maluku Utara, terlalu berlebihan sehingga ada kesan, Maluku Utara tidak aman untuk presiden, seakan-akan Malut tidak aman.
Hal senada juga disampaikan Ona, warga Morotai yang berdomisili di Ternate mengakui harus membatalkan perjalanannya ke Sofifi kemudian menuju ke Morotai, karena aktivitas pelayaran di Ternate sesaat kedatangan Jokowi ke Ternate dihentikan.
Dia menilai pengamanan kedatangan presiden ke Malut terlalu berlebihan dan tidak seperti mantan Presiden SBY saat berada di Kota Ternate selama dua hari tidak seketat kehadiran Presiden Jokowi di Ternate. Meski demikian, dia berharap ada hal positif yang diperoleh Malut dalam kunjungan presiden kali ini. Mudah-mudahan di Malut mendapat bantuan dana pusat untuk pembangunan di daerah ini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015