Denpasar (Antara Bali) - Selama September 2010 Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,22 persen, sedangkan inflasi tahun kalender periode Januari-September 2010 mencapai 6,57 persen.

"Laju inflasi 'Year on Year' yakni September 2010 terhadap September 2009 sebesar 7,66 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ida Komang Wisnu di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, inflasi tersebut akibat adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok barang dan jasa.

Kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau meningkat sebesar 0,41 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,39 persen, kelompok sandang 0,35 persen dan kelompok kesehatan 0,27 persen.

Selain itu, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,09 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,17 persen.

Ida Komang Wisnu menambahkan, satu-satunya kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,09 persen.

Berbagai komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain bawang putih, angkutan udara, taris sewa rumah serta beberapa matadagangan bahan makanan antara lain sayur kangkung, ikan jongki, tongkol, dan cumi-cumi.

Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain cabe rawit, daging ayam ras, cabe merah, telur ayam ras, terong panjang, sawi hijau, dan sepeda motor.

"Dari 66 kota di Indonesia yang menjadi sasaran pemantauan, 57 kota mengalami inflasi dan sembilan kota mengalami deflasi," ujar Ida Komang Wisnu.

Inflasi tertinggi terjadi Tarakan sebesar 1,80 persen dan inflasi terendah terjadi di Batam 0,03 persen. Sementara deplasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,28 persen dan deflasi terendah di Medan 0,20 persen.

Jika diurut dari inflasi tertinggi, kota Denpasar menempati urutan ke-48 dari 57 kota di Tanah Air yang mengalami inflasi, tutur Ida Komang Wisnu.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010