Negara (Antara Bali) - Pembangunan infrastruktur untuk objek wisata baru di Kabupaten Jembrana terkendala anggaran, sehingga tidak semua destinasi wisata yang ada bisa digarap.
"Karena keterbatasan anggaran, untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur kami utamakan objek wisata yang sudah dikenal," kata Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Budaya Dan Pariwisata Jembrana Nyoman Parmita, di Negara, Senin.
Ia mengatakan, beberapa objek wisata yang akan mendapatkan tambahan fasilitas antara lain penataan taman di Bunut Bolong di Kecamatan Pekutatan, warung kuliner di pantai kecamatan yang sama serta penataan Teluk Gilimanuk, Kecamatan Melaya.
Menurutnya, pihaknya masih kesulitan menembus dan membangun infrastruktur destinasi wisata lainnya, seperti air terjun yang harus menembus hutan, serta kebun milik warga.
"Kami tahu potensi wisata air terjun cukup besar, tapi juga dibutuhkan dana yang besar untuk membuka akses jalan kesana. Mudah-mudahan secara bertahap, seluruh destinasi wisata di Jembrana bisa mudah dijangkau," ujarnya.
Selain pembangunan fasilitas dan infrastruktur, ia mengatakan, pengelolaan objek-objek wisata diserahkan kepada warga setempat lewat kelompok masyarakat sadar wisata.
Ia mengungkapkan, saat ini ada enam kelompok seperti itu yang terdaftar di instansinya, meskipun mengakui masih ada beberapa yang tercecer.
Agar memiliki kemampuan dalam mengelola objek wisata, menurutnya, kelompok masyarakat ini akan mendapatkan bimbingan teknis tanggal 11 hingga 13 April ini.
"Untuk bimbingan teknis tersebut, kami bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan praktisi pariwisata. Materinya antara lain, tata cara memandu tamu hingga memelihara objek wisata yang menjadi tanggungjawab mereka," katanya.
Dari sisi promosi, ia mengakui, kesadaran kelompok ini untuk menggunakan media sosial masih kurang, sehingga pihaknya juga akan mendorong mereka untuk memanfaatkan hal tersebut.
Salah satu yang sudah dilakukan, katanya, dengan melibatkan ratusan pecinta fotografi untuk mengabadikan pagelaran makepung lampit, yang ia pantau banyak tersebar di media sosial.
"Selain kelompok masyarakat sadar wisata, kami juga mengajak komponen masyarakat lainnya seperti pecinta fotografi, hingga komunitas motor trail khusus untuk menembus jalan ke objek wisata di dalam hutan," ujarnya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Karena keterbatasan anggaran, untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur kami utamakan objek wisata yang sudah dikenal," kata Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Budaya Dan Pariwisata Jembrana Nyoman Parmita, di Negara, Senin.
Ia mengatakan, beberapa objek wisata yang akan mendapatkan tambahan fasilitas antara lain penataan taman di Bunut Bolong di Kecamatan Pekutatan, warung kuliner di pantai kecamatan yang sama serta penataan Teluk Gilimanuk, Kecamatan Melaya.
Menurutnya, pihaknya masih kesulitan menembus dan membangun infrastruktur destinasi wisata lainnya, seperti air terjun yang harus menembus hutan, serta kebun milik warga.
"Kami tahu potensi wisata air terjun cukup besar, tapi juga dibutuhkan dana yang besar untuk membuka akses jalan kesana. Mudah-mudahan secara bertahap, seluruh destinasi wisata di Jembrana bisa mudah dijangkau," ujarnya.
Selain pembangunan fasilitas dan infrastruktur, ia mengatakan, pengelolaan objek-objek wisata diserahkan kepada warga setempat lewat kelompok masyarakat sadar wisata.
Ia mengungkapkan, saat ini ada enam kelompok seperti itu yang terdaftar di instansinya, meskipun mengakui masih ada beberapa yang tercecer.
Agar memiliki kemampuan dalam mengelola objek wisata, menurutnya, kelompok masyarakat ini akan mendapatkan bimbingan teknis tanggal 11 hingga 13 April ini.
"Untuk bimbingan teknis tersebut, kami bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan praktisi pariwisata. Materinya antara lain, tata cara memandu tamu hingga memelihara objek wisata yang menjadi tanggungjawab mereka," katanya.
Dari sisi promosi, ia mengakui, kesadaran kelompok ini untuk menggunakan media sosial masih kurang, sehingga pihaknya juga akan mendorong mereka untuk memanfaatkan hal tersebut.
Salah satu yang sudah dilakukan, katanya, dengan melibatkan ratusan pecinta fotografi untuk mengabadikan pagelaran makepung lampit, yang ia pantau banyak tersebar di media sosial.
"Selain kelompok masyarakat sadar wisata, kami juga mengajak komponen masyarakat lainnya seperti pecinta fotografi, hingga komunitas motor trail khusus untuk menembus jalan ke objek wisata di dalam hutan," ujarnya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015