Denpasar (Antara Bali) - Badan Narkotika Provinsi Bali meningkatkan kegiatan pengawasan dengan menggandeng beberapa instansi seperti Bea dan Cukai mengantisipasi masukknya peredaran gelap narkotika melalui daerah perbatasan dengan Timor Leste.

"Aparat kepolisian kita dengan Bea dan Cukai berkoordinasi dengan Timor Leste untuk menjaga agar jangan sampai merembet ke wilayah Indonesia melalui perbatasan," kata Kepala BNP Bali, Brigadir Jenderal Pol Gusti Ketut Budiartha di Denpasar, Senin.

Menurut dia, selama ini sudah banyak tangkapan narkoba oleh aparat terkait yang diduga dilakukan melalui pintu perbatasan dua negara itu di Kupang, NTT. Selama ini para penyelundup menggunakan sejumlah cara untuk menyelundupkan barang haram itu ke Indonesia.

Sejumlah modus juga dimanfaatkan para penyelundup di antaranya melalui jalur-jalur laut yang kerap digunakan oleh nelayan kecil dan dikhawatirkan disusupi oleh pengedar. "Daerah Indonesia ini banyak jalur terbuka yang mungkin menggunakan jalur nelayan dan jalur tersendiri tidak melalui pelabuhan resmi, itu modusnya," imbuhnya.

Untuk itu pihaknya mengkhawatirkan jalur tersebut digunakan oleh para pengedar untuk meloloskan barang haram itu memasuki wilayah Tanah Air, termasuk menggunakan jasa pengiriman mengingat pengawasan yang ketat di bandara. "Jika di bandara pengawasan ketat, maka mereka menggunakan jalur lain seperti melalui pos," tuturnya.

Selain itu pengawasan juga perlu diperketat di sejumlah pintu masuk lainnya di antaranya Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai dan Pelabuhan Benoa. Khusus mengenai modus menggunakan jalur pengiriman paket pos, hampir selama hampir dua tahun ini, penyelundupan melalui pos kerap menjadi temuan aparat Bea dan Cukai Ngurah Rai, Bali. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015