Denpasar (Antara Bali) - Subak Guama di Kabupaten Tabanan, Bali, mulai menghasilkan berbagai jenis bibit padi varietas unggul untuk ekspor, sehingga gabah yang dihasilkan nilainya berlipat ganda.

"Dalam proses pertanian untuk menghasilkan bibit yang bermutu itu, petani didampingi petugas dari Penelitian dan Pengembangan (Litbang) pertanian selama ini mampu menghasilkan bibit bermutu," kata Ketua Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana Prof Dr Wayan Windia yang juga guru besar Fakultas Pertanian Unud di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, Subak Guama yang memiliki hamparan seluas 320 hektare selama ini mampu menghasilkan bibit padi untuk diekspor ke Timor Timur.

Petani yang juga dibina Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali berhasil merangkul subak-subak sekitarnya seluas 320 hektar untuk mengembangkan usaha pembibitan.

Windia menambahkan, petani selain mengembangkan tanaman padi untuk pembibitan juga mengembangkan aneka jenis sayur mayur dan usaha produksi pertanian lainnya.

Para petani juga telah menghimpun diri dalam wadah koperasi tani yang menyediakan sarana produksi pertanian dan membantu memasarkan hasil petani setempat, di samping mengembangkan usaha agribisnis.

Kegiatan agribisnis dalam kawasan subak diharapkan mampu mendorong sektor pertanian dan menciptakan struktur perekonomian yang tangguh dalam meningkatkan pendapatan petani.

Petani yang sebelumnya hanya bergerak dalam bidang sosial untuk kelancaran air irigasi kini mulai mengembangkan usaha ekonomi produktif maupun mendukung pengembangan usaha agrowisata.

Usaha ekonomi itu menjadikan subak bersangkutan memiliki embrio pengelolaan subak untuk bergerak dalam bidang ekonomi sebagai paradigma baru dalam pengelolaan subak.

Windia menambahkan, aspek ekonomomi dalam pengembangan sistem subak secara tidak langsung mampu mendukung pengusahaan agrowisata, jika subak bersangkutan memiliki unit usaha yang mampu beroperasi dengan baik dari aspek ekonomi.

Pengembangan tersebut mampu mewujudkan tiga sasaran sekaligus dalam waktu yang bersamaan, yakni meningkatkan kesejahteraan petani, menata kekayaan ekonomi lokal dan meningkatkan integritas ekosistem lokal.

Untuk itu peranserta dan dukungan petani dalam wadah Subak sangat diharapkan untuk mampu mengurangi dampak negatif berupa kerusakan dan pencemaran lingkungan maupun budaya lokal akibat kegiatan ekonomis tersebut, ujar Prof Windia. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015