Jakarta (Antara Bali) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan pada Maret 2015 tercatat inflasi yaitu sebesar 0,17 persen, setelah sebelumnya pada Januari dan Februari mengalami deflasi.

"Secara keseluruhan tahun kalender 2015, meskipun Maret terjadi inflasi, masih tercatat deflasi 0,44 persen. Karena Januari tercatat deflasi 0,24 persen dan Februari deflasi 0,36 persen," katanya dalam pemaparan di Jakarta, Rabu.

Dengan terjadinya inflasi pada Maret, maka laju inflasi tahunan (year on year) mencapai 6,38 persen. Sedangkan inflasi komponen inti Maret tercatat sebesar 0,29 persen dan secara tahunan (year on year) 5,04 persen.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi adalah bensin, bawang merah, beras, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, upah tukang bukan mandor, pepaya, tarif dokter umum, dan nasi dengan lauk.

Komoditas yang mengalami penurunan harga dan menahan inflasi adalah cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, tomat sayur, wortel, emas perhiasan, kentang, melon, tomat buah, cabai rawit, tarif listrik dan tarif angkutan udara.

Dari sisi kelompok pengeluaran, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan kontribusi tertinggi dalam menyumbang inflasi pada Maret yaitu 0,77 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,64 persen. Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau ikut menyumbang inflasi 0,61 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,29 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,1 persen.

Sementara, lanjut dia, kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks sehingga menahan inflasi pada Maret dengan menyumbang deflasi sebesar 0,73 persen diikuti kelompok sandang yang juga mengalami deflasi 0,08 persen.(WDY)

Pewarta: Oleh Satyagraha

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015