Taipei (Antara Bali) - Pawai ogoh-ogoh dan tari-tarian tradisional Bali memeriahkan pergelaran "Dream Community Taiwan" di Kaohsiung pada 28-29 Maret 2015.
Arak-arakan boneka raksasa yang menjadi tradisi umat Hindu di Bali menjelang Hari Raya Nyepi itu merupakan yang kedua kalinya digelar di Taiwan.
Pawai ogoh-ogoh sebelumnya digelar di pelataran kompleks Chiang Kai Sek Memmorial Hall, Taipei, pada bulan Oktober 2014.
"Dengan adanya acara ini, masyarakat Taiwan dan turis asing lainnya dapat lebih mengenal budaya Indonesia, khususnya Bali," kata Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arief Fadillah, Senin.
Pawai ogoh-ogoh di kota yang berjarak sekitar 300 kilometer arah selatan Ibu Kota Taiwan di Taipei itu melibatkan puluhan mahasiswa asal Indonesia.
Mereka terbagi dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok mengusung ogoh-ogoh seberat 400 kilogram dan tinggi 7 meter tersebut untuk memberikan suguhan khas kepada warga Kaohsiung.
Dua ogoh-ogoh tersebut hasil kreativitas seniman asal Bali yang tinggal di Taiwan. "Ogoh-ogoh itu sarana kami memperkenalkan budaya bangsa," kata Arief didampingi Kepala Bidang Pariwisata KDEI Taipei, Agung Sepande.
Pada Sabtu (28/3) malam di tempat yang sama, warga Kaohsiung juga mendapat suguhan tari-tarian tradisional Bali. Sejumlah mahasiswa National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Taipei asal Indonesia juga unjuk kebolehan dengan menari Kecak.
"Teman-teman juga membawakan tari Rama dan Shinta," kata Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan Iman Adipurnama menambahkan.
Menurut dia, pertunjukan seni kali ini difokuskan pada budaya Bali. "Kami berharap nanti ada budaya-budaya lain yang bisa diperkenalkan kepada masyarakat Taiwan," ujarnya.
 Di arena pertunjukan, mereka juga membuka anjungan pakaian tradisional Bali yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk berfoto dengan memakai pakaian tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Arak-arakan boneka raksasa yang menjadi tradisi umat Hindu di Bali menjelang Hari Raya Nyepi itu merupakan yang kedua kalinya digelar di Taiwan.
Pawai ogoh-ogoh sebelumnya digelar di pelataran kompleks Chiang Kai Sek Memmorial Hall, Taipei, pada bulan Oktober 2014.
"Dengan adanya acara ini, masyarakat Taiwan dan turis asing lainnya dapat lebih mengenal budaya Indonesia, khususnya Bali," kata Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arief Fadillah, Senin.
Pawai ogoh-ogoh di kota yang berjarak sekitar 300 kilometer arah selatan Ibu Kota Taiwan di Taipei itu melibatkan puluhan mahasiswa asal Indonesia.
Mereka terbagi dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok mengusung ogoh-ogoh seberat 400 kilogram dan tinggi 7 meter tersebut untuk memberikan suguhan khas kepada warga Kaohsiung.
Dua ogoh-ogoh tersebut hasil kreativitas seniman asal Bali yang tinggal di Taiwan. "Ogoh-ogoh itu sarana kami memperkenalkan budaya bangsa," kata Arief didampingi Kepala Bidang Pariwisata KDEI Taipei, Agung Sepande.
Pada Sabtu (28/3) malam di tempat yang sama, warga Kaohsiung juga mendapat suguhan tari-tarian tradisional Bali. Sejumlah mahasiswa National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Taipei asal Indonesia juga unjuk kebolehan dengan menari Kecak.
"Teman-teman juga membawakan tari Rama dan Shinta," kata Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan Iman Adipurnama menambahkan.
Menurut dia, pertunjukan seni kali ini difokuskan pada budaya Bali. "Kami berharap nanti ada budaya-budaya lain yang bisa diperkenalkan kepada masyarakat Taiwan," ujarnya.
 Di arena pertunjukan, mereka juga membuka anjungan pakaian tradisional Bali yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk berfoto dengan memakai pakaian tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015