Denpasar (Antara Bali) - Ratusan ogoh-ogoh boneka besar dalam berbagai bentuk dan ukuran mulai berjejer di sepanjang jalan di Kota Denpasar dan sekitarnya, setelah dikeluarkan dari balai banjar, tempat karya seni itu dibuat, sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas, Jumat pagi.

Anak-anak muda di masing-masing banjar sejak pagi sudah sibuk untuk melengkapi ogoh-ogoh itu dengan bambu atau kayu sebagai tempat pegangan untuk nantinya menggotong dan diarak secara beramai-ramai.

Sebagian ogoh-ogoh itu ada juga yang dilengkapi dengan roda yang diatur sedemikian rupa, sehingga tidak begitu banyak menghabiskan energi dalam menempuh rute yang akan dilalui.

Meskipun dilengkapi dengan roda, kelompok anak-anak remaja itu sudah mengantisipasinya untuk mudah diangkat guna digotong kembali untuk "ditarikan" mengikuti alunan irama musik gong blaganjur yang mengiringinya.

Sementara beberapa ogoh-ogoh yang akan diarak setingkat anak-anak sekolah dasar (SD) yang tidak diiringi gong blaganjur dilengkapi dengan pelantang dengan suara yang keras.

Persiapan anak-anak muda sejak pukul 05.00 pagi sudah hampir rampung, meskipun arak-arakan ogoh-ogoh itu baru akan dilakukan sore hari mulai sekitar jam 17.00 waktu setempat.

Anak-anak muda hampir di setiap banjar dalam Kota Denpasar maupun kabupaten lainnya di Bali membuat ogoh-ogoh yang diarak keliling banjar dan desa pekraman pada malam pengrupukan, sehari menjelang Hari Suci Nyepi tahun Baru Saka 1937, pada Jumat petang hingga malam.

Oleh sebab itu masyarakat pemakai lalu lintas diimbau dapat menyadari kondisi yang demikian itu, lebih-lebih setelah dimulainya arak-arakan ogoh-ogoh, lalu lintas akan lumpuh di setiap jalan raya dalam Kota Denpasar maupun tempat lainnya di Bali.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali Dr I Gusti Ngurah Sudiana sejak dini telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada 1.480 desa pekraman di daerah ini agar melakukan koordinasi pengamanan dengan desa adat sekitarnya dan pihak kepolisian setempat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto dalam kesempatan terpisah mengatakan, pihaknya telah memetakan daerah yang rawan terjadi gangguan keamanan pada malam Pengerupukan ketika berlangsungnya tradisi mengarak ogoh-ogoh. Dengan pemetaan sejumlah kerawanan dan ancaman yang kemungkinan terjadi menerjunkan petugas pengamanan, disamping berkoordinasi dengan petugas keamanan desa adat masing-masing. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015