Jakarta (Antara Bali) - Anak-anak yang bisa mengonsumsi berbagai jenis
makanan dalam jumlah yang cukup (memenuhi gizi seimbang) tak memerlukan
tambahan suplemen, menurut konsultan nutrisi dan penyakit metabolik dari
Rumah Sakit Citpo Mangunkusumo (RSCM), dr. Yoga Devaera.
"Kalau anak bisa makan berbagai jenis makanan dalam jumlah yang cukup (memenuhi gizi seimbang), maka tidak perlu tambahan suplemen," kata dia di Jakarta, Selasa.
Asupan gizi seimbang ini selain memenuhi kebutuhan dasar nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, juga menekankan pada pemberian variasi makanan.
Kebutuhan gizi seimbang pada anak merupakan salah satu syarat anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Yoga mengatakan, sebaliknya, jika ada satu asupan nutrisi yang kurang, maka orang tua boleh memberikan suplemen yang mengandung kandungan nutrisi serupa pada anak.
Namun, hal ini bukan berarti menghentikan usaha orang tua mengenalkan makanan serupa pada anak. "Harus tetap diusahakan mengenalkan makanan (yang anak kurang suka), 10--15 kali. Mungkin saja dia masih merasa asing dengan tekstur dan rasa makanan itu," kata dia.
Dia mengungkapkan, sebenarnya untuk memastikan apakah anak memerlukan atau tidaknya suplemen, bisa dilihat melalui pola makan sehari-harinya. "Lihat pola makannya, apa yang dia (anak) makan dalam seminggu. Nanti akan terlihat jenis nutrisi apa yang masih kurang," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kalau anak bisa makan berbagai jenis makanan dalam jumlah yang cukup (memenuhi gizi seimbang), maka tidak perlu tambahan suplemen," kata dia di Jakarta, Selasa.
Asupan gizi seimbang ini selain memenuhi kebutuhan dasar nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral, juga menekankan pada pemberian variasi makanan.
Kebutuhan gizi seimbang pada anak merupakan salah satu syarat anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Yoga mengatakan, sebaliknya, jika ada satu asupan nutrisi yang kurang, maka orang tua boleh memberikan suplemen yang mengandung kandungan nutrisi serupa pada anak.
Namun, hal ini bukan berarti menghentikan usaha orang tua mengenalkan makanan serupa pada anak. "Harus tetap diusahakan mengenalkan makanan (yang anak kurang suka), 10--15 kali. Mungkin saja dia masih merasa asing dengan tekstur dan rasa makanan itu," kata dia.
Dia mengungkapkan, sebenarnya untuk memastikan apakah anak memerlukan atau tidaknya suplemen, bisa dilihat melalui pola makan sehari-harinya. "Lihat pola makannya, apa yang dia (anak) makan dalam seminggu. Nanti akan terlihat jenis nutrisi apa yang masih kurang," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015