Jakarta (Antara Bali) - Kepala Badan Sertifikasi Nasional (BSN) Bambang
Prasetya mengatakan pihaknya menemui Presiden Joko Widodo terkait
penguatan usaha kecil dan menengah (UKM).
"Kami melaporkan bagaimana memperkuat UKM agar ada pendampingan dana di daerah, juga fasilitas laboratorium penguji," kata Bambang di Komplek Istana Negara Jakarta, Senin.
Menurut Bambang, Indonesia perlu membangun laboratorium acuan untuk memperkuat usaha dalam negeri agar bisa bersaing dan bisa menjadi referensi.
Dia juga mengatakan pertemuan tersebut juga membahas penguatan pasar dalam negeri dengan produk yang memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bambang mengatakan pihaknya sudah mengembangkan beberapa model standarisasi dan ada 350 target yang harus mendapatkan SNI, yakni produk sektor pangan, konstruksi dan semua sektor yang ada.
Dia menjelaskan sudah ada 3.600 produk di Tanah Air yang mendapatkan sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi. "Yang memberi sertifikat bukan BSN, tapi lembaga sertifikasi, swasta," kata Bambang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami melaporkan bagaimana memperkuat UKM agar ada pendampingan dana di daerah, juga fasilitas laboratorium penguji," kata Bambang di Komplek Istana Negara Jakarta, Senin.
Menurut Bambang, Indonesia perlu membangun laboratorium acuan untuk memperkuat usaha dalam negeri agar bisa bersaing dan bisa menjadi referensi.
Dia juga mengatakan pertemuan tersebut juga membahas penguatan pasar dalam negeri dengan produk yang memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bambang mengatakan pihaknya sudah mengembangkan beberapa model standarisasi dan ada 350 target yang harus mendapatkan SNI, yakni produk sektor pangan, konstruksi dan semua sektor yang ada.
Dia menjelaskan sudah ada 3.600 produk di Tanah Air yang mendapatkan sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi. "Yang memberi sertifikat bukan BSN, tapi lembaga sertifikasi, swasta," kata Bambang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015