Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat nelayan di pesisir Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah berupa alat tangkap jaring insang (gill net) dengan bantuan alat lampu celub bawah air atau lacuba.
"Beberapa waktu lalu saya melakukan diskusi dengan kelompok nelayan Kusamba dan mereka membutuhkan alat tangkap jenis itu," ujar I Gede Sudiarta, Akademisi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (Unwar) di Denpasar.
Ia menuturkan bantuan alat tangkap tersebut sangat diperlukan mengingat nelayan setempat masih menggunakan penerangan petromak saat menangkap ikan pada malam hari. Menurut dia, keunggulan dengan menggunakan alat tangkap tersebut lebih efektif dan efisien dalam melakukan penangkapan ikan karena sumber penerangannya menggunakan baterai atau aki sehingga hasil tangkapan ikan lebih maksimal.
"Dengan menggunakan alat tangkap itu, pencahayaan sudah langsung ada di dalam air dan tidak dipantulkan lagi kepermukaan seperti saat penggunaan petromak. Kemudian, hasil tangkapan ikan lebih banyak saat menggunakan lacuba," ujarnya.
Gede Sudiarta menuturkan untuk jenis hasil tangkapan ikan yang didapat dengan menggunakan lacuba itu diantaranya tongkol sutera, dan tuna yang lebih bernilai ekonomis. "Untuk itu, alat tangkap tersebut masyarakat nelayan setempat sangat ingin mengembangkan penggunaan alat tangkap itu," katanya.
Namun, untuk jenis ikan tongkol tersebut hanya ada pada musim tertentu saja, pada November hingga Maret.
Ketua Forum Kelompok Nelayan KUD Kusamba, Klungkung Dewa Wira saat dihubungi di Denpasar mengatakan masyarakat pesisir di kawasan tersebut mengharapkan adanya bantuan alat tangkap dari pemerintah. Pihaknya mengakui untuk mengembangkan alat tangkap "gill net" dengan bantuan alat lampu celub bawah air atau lacuba itu masih terkendala pendanaan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Beberapa waktu lalu saya melakukan diskusi dengan kelompok nelayan Kusamba dan mereka membutuhkan alat tangkap jenis itu," ujar I Gede Sudiarta, Akademisi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (Unwar) di Denpasar.
Ia menuturkan bantuan alat tangkap tersebut sangat diperlukan mengingat nelayan setempat masih menggunakan penerangan petromak saat menangkap ikan pada malam hari. Menurut dia, keunggulan dengan menggunakan alat tangkap tersebut lebih efektif dan efisien dalam melakukan penangkapan ikan karena sumber penerangannya menggunakan baterai atau aki sehingga hasil tangkapan ikan lebih maksimal.
"Dengan menggunakan alat tangkap itu, pencahayaan sudah langsung ada di dalam air dan tidak dipantulkan lagi kepermukaan seperti saat penggunaan petromak. Kemudian, hasil tangkapan ikan lebih banyak saat menggunakan lacuba," ujarnya.
Gede Sudiarta menuturkan untuk jenis hasil tangkapan ikan yang didapat dengan menggunakan lacuba itu diantaranya tongkol sutera, dan tuna yang lebih bernilai ekonomis. "Untuk itu, alat tangkap tersebut masyarakat nelayan setempat sangat ingin mengembangkan penggunaan alat tangkap itu," katanya.
Namun, untuk jenis ikan tongkol tersebut hanya ada pada musim tertentu saja, pada November hingga Maret.
Ketua Forum Kelompok Nelayan KUD Kusamba, Klungkung Dewa Wira saat dihubungi di Denpasar mengatakan masyarakat pesisir di kawasan tersebut mengharapkan adanya bantuan alat tangkap dari pemerintah. Pihaknya mengakui untuk mengembangkan alat tangkap "gill net" dengan bantuan alat lampu celub bawah air atau lacuba itu masih terkendala pendanaan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015