Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Suseno Sukoyono mengatakan, pihaknya mempunyai sasaran untuk melatih 25.200 orang bidang usaha kelautan dan perikanan berbasis kompetensi selama tahun 2015.

"Sasaran pelatihan itu meningkat dibanding realisasi tahun 2014 yang tercatat 18.014 orang," kata Suseno Sukoyono dalam siaran Pers Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diterima Antara di Denpasar, Jumat.

Suseno Sukoyono mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada kunjungan kerja Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo dalam rangka Akselerasi Sertifikasi Kompetensi Masyarakat Kelautan dan Perikanan, di Balai Pendidikan dan Pelatihan (BPPP) Banyuwangi, Jawa Timur.

Ia mengatakan, pelatihan berbasis kompetensi itu dilaksanakan oleh enam Balai Diklat masing-masing di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung, Ambon, dan Sukamandi.

Masyarakat yang berhasil dalam menjalankan usahanya serta dapat melaksanakan pelatihan ditetapkan sebagai Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) yang jumlahnya yang sudah diakreditasi sebanyak 417 buah.

Suseno Sukoyono menambahkan, selanjutnya dilakukan uji kompetensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) serta LSP Kelautan.

Pengujian dilaksanakan oleh 33 Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan 510 orang asesor kompetensi di seluruh Indonesia.

Untuk penjaminan mutu LSP akan dilatih "lead asessor" dan "asessor lisensi" sebagai upaya memperkuat sistem serfikasi SDMKP. BPSDM KP dalam tahun 2015 juga telah menginisiasi untuk membentuk 19 LSP di seluruh satuan pendidikan dan lembaga Diklat lingkup KKP.

Upaya tersebut untuk mempercepat penerapan Sistem Pelatihan Kerja Nasional (SISLATKERNAS) yang memadukan pengembangan standar kompetensi dengan program pelatihan berbasis kompetensi.

Dalam tahun 2014 berhasil disertifikasi sebanyak 11.115 orang dan pada 2015 target yang disertifikasi mencapai 22.220 orang.

Pemantau kapal

Terkait dengan kebijakan KKP dalam penanganan "Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing" Suseno Sukoyono menjelaskan, salah satu langkah preventif dengan meningkatkan kapasitas SDM pemantau kapal penangkap ikan dan pengangkut ikan atau disebut sebagai observer.

Untuk meningkatkan kapasitas observer, salah satunya dilakukan melalui pelatihan. Pelatihan observer hingga kini sudah menjangkau 446 orang terdiri dari 24 orang di BPPP Medan, 164 orang di BPPP Tegal, 36 orang di BPPP Banyuwangi, 37 orang di BPPP Aertembaga, 105 di BPPP Ambon, dan 80 orang di PT Harini.

Dalam tahun 2015 melalui program quick wins BPSDM KP merencanakan mendirikan technopark berbasis kelautan dan perikanan di Banyuwangi, Tegal, Bitung, dan Ambon yang berfungsi sebagai pusat penerapan teknologi bidang kelautan dan perikanan yang meliputi pengolahan hasil (pasca panen), budidaya perikanan, penangkapan ikan dan perkapalan.

Selain itu "technopark" juga akan berfungsi sebagai inkubator bisnis kelautan dan perikanan sekaligus tempat pelatihan, pendampingan, permagangan, pusat diseminasi teknologi, dan sebagai wadah bagi lembaga pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kelautan dan perikanan.

Semuanya itu untuk bersinergi dengan dunia usaha dan dunia industri dalam menyediakan SDM kompeten sesuai kebutuhan dunia kerja, sekaligus memperkuat jejaring kerja sama antara KKP dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dunia usaha dan industri, ujar Suseno Sukoyono. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015