Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan bahwa memanasnya hubungan Indonesia dan Australia terkait dengan eksekusi mati Myuran Sukumaran dan Andrew Chan tidak akan memengaruhi pariwisata di Pulau Dewata secara signifikan.

"Pengaruhnya tidak akan terlalu besar," katanya ditemui di Denpasar, Jumat.

Mantan Kepala Polda Bali tidak yakin apabila turis dari negeri kanguru itu tidak akan berkunjung ke Pulau Dewata, daerah tujuan wisata yang menjadi favorit mayoritas warga negara yang dipimpin Tony Abbot itu.

Terkait dengan pemboikotan untuk mengunjungi Bali yang marak beredar di media sosial warga setempat di Australia, Pastika mengaku turis Australia masih akan tetap berkunjung ke Pulau Dewata.

"Bentuk boikotnya seperti apa? Apa rakyatnya dilarang datang ke Bali? Apa boleh? Apa rakyat (Australia) mau?" ucapnya.

Terkait dengan pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian yang dinilai berlebihan oleh Australia, Pastika mengaku hal itu merupakan prosedur pengamanan.

"Itu prosedur polisi, tidak masalah," ujar Pastika.

Kedua narapidana dari Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan kini sudah berada di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, untuk menjalani eksekusi.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah Australia untuk membatalkan eksekusi mati dua warganya yang ditangkap pada tahun 2005 itu, termasuk mengusulkan kepada Indonesia untuk melakukan barter narapidana yang mendekam di negeri itu.

Namun, pemerintah Indonesia dengan tegas menolak hal tersebut karena tidak ada aturan hukum yang mengatur pertukaran narapidana. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015