Denpasar (Antara Bali) - PT Pertamina berupaya meminimalkan peralihan konsumsi dari elpiji ukuran 12 kilogram ke tiga kilogram di Bali setelah harga elpiji non-subsidi melonjak.

Asisten Manajer Hubungan Eksternal PT Pertamina Marketing Operation Regional V Heppy Wulansari ketika dihubungi dari Denpasar, Kamis, menjelaskan untuk meminimalkan peralihan pihaknya meminta pangkalan tidak melayani pembelian tabung kepada yang bukan merupakan pelanggan.

"Untuk mengantisipasi peralihan memang sulit tetapi untuk meminimalisir peralihan, kami sudah minta pangkalan tidak melayani pembelian tabung dan isi dan hanya melayani pelanggan yang sudah biasa," ucapnya.

Meski demikian, pihaknya optimistis tidak akan terjadi migrasi konsumsi yang signifikan di Pulau Dewata karena konsumsi elpiji ukuran 12 kilogram masih rendah dibandingkan elpiji melon.

Heppy mencatat bahwa tingkat konsumsi elpiji 12 kilogram rata-rata hanya berkisar delapan persen dari total konsumsi elpiji mini per hari. Di Bali, kata dia, konsumsi per hari rata -rata untuk ukuran 12 kilogram mencapai 34 metrik ton atau sekitar 34 ribu kilogram. Sedangkan elpiji melon mencapai 469 metrik ton atau sekitar 469 ribu kilogram per hari.

"Melihat kondisi itu kami pastikan sejauh ini masih belum terlihat peralihan. Kalaupun ada tidak akan signifikan," imbuhnya. Heppy juga mengimbau masyarakat Pulau Dewata untuk tetap tenang terkait ketersediaan elpiji dua ukuran tersebut karena pihaknya menjamin stok elpiji aman. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015