Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengimbau masyarakat di daerahnya untuk meningkatkan komunikasi dalam keluarga guna mencegah kasus bunuh diri yang marak terjadi beberapa waktu terakhir di Pulau Dewata.
Manusia itu cenderung introvert, itulah yang menyebabkan manusia tersebut susah untuk bercerita, jika memiliki masalah. Dan inilah sebagian besar yang menjadi pemicu hilangnya nyawa seseorang secara sia - sia," kata Pastika saat berbicara di atas Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Oleh karena itu, menurutnya sangat penting peran komunikasi dalam keluarga. Di samping itu ia sangat mengharapkan kepedulian dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk turut menanggulangi kasus bunuh diri.
"Di sini saya mengharapkan selain keluarga, para tokoh agama dan tokoh masyarakat juga turut memperhatikan upaya penanggulangan masalah ini," ujarnya.
Selain kasus bunuh diri, Pastika juga menyoroti masalah penyebaran penyakit HIV/AIDS, yang dipandangnya sudah sangat memprihatinkan.
Hampir 75 persen pekerja seks komersial yang bekerja di Bali, ucap dia, telah terjangkit.
Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat menghindari perilaku seks yang berisiko demi kesehatan diri sendiri dan keluarga.
Pernyataan Gubernur Pastika diamini oleh dr Mangku Karmaya yang merupakan Koordinator Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali.
Ia mengemukakan, penyebaran virus ini hanya dapat dicegah dengan tidak melakukan perilaku seks yang berisiko.
Karmaya juga mengimbau masyarakat untuk selalu setia kepada satu pasangan dan jika memang sangat terpaksa diharapkan untuk menggunakan pengaman.
Selain itu pihaknya juga telah melakukan program jemput bola dengan cara menyisir wilayah - wilayah di Bali yang rawan penyebaran virus HIV untuk kemudian dites dan mendapatkan pengobatan serta konseling sehingga penyebaran virus tersebut dapat terkendali.
Selain masalah HIV/AIDS, permasalahan di bidang pertanian juga mendapat sorotan dalam ruang PB3AS kali ini. Ketut Margi Abas warga dari Bangli meminta pemerintah untuk membatasi alih fungsi lahan demi menjaga pertanian Bali.
"Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan pertanian Bali dalam rangka menuju Bali organik," ujar Abas.
Dalam acara PB3AS kali ini juga turut dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cokorda Pemayun dan seluruh jajaran kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Bali.
Selain itu PB3AS kali ini juga mengundang Panti Pijat Refleksi binaan Dinas Sosial Provinsi Bali yang melayani pijat refleksi secara gratis bagi para pengunjung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Manusia itu cenderung introvert, itulah yang menyebabkan manusia tersebut susah untuk bercerita, jika memiliki masalah. Dan inilah sebagian besar yang menjadi pemicu hilangnya nyawa seseorang secara sia - sia," kata Pastika saat berbicara di atas Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Oleh karena itu, menurutnya sangat penting peran komunikasi dalam keluarga. Di samping itu ia sangat mengharapkan kepedulian dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk turut menanggulangi kasus bunuh diri.
"Di sini saya mengharapkan selain keluarga, para tokoh agama dan tokoh masyarakat juga turut memperhatikan upaya penanggulangan masalah ini," ujarnya.
Selain kasus bunuh diri, Pastika juga menyoroti masalah penyebaran penyakit HIV/AIDS, yang dipandangnya sudah sangat memprihatinkan.
Hampir 75 persen pekerja seks komersial yang bekerja di Bali, ucap dia, telah terjangkit.
Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat menghindari perilaku seks yang berisiko demi kesehatan diri sendiri dan keluarga.
Pernyataan Gubernur Pastika diamini oleh dr Mangku Karmaya yang merupakan Koordinator Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali.
Ia mengemukakan, penyebaran virus ini hanya dapat dicegah dengan tidak melakukan perilaku seks yang berisiko.
Karmaya juga mengimbau masyarakat untuk selalu setia kepada satu pasangan dan jika memang sangat terpaksa diharapkan untuk menggunakan pengaman.
Selain itu pihaknya juga telah melakukan program jemput bola dengan cara menyisir wilayah - wilayah di Bali yang rawan penyebaran virus HIV untuk kemudian dites dan mendapatkan pengobatan serta konseling sehingga penyebaran virus tersebut dapat terkendali.
Selain masalah HIV/AIDS, permasalahan di bidang pertanian juga mendapat sorotan dalam ruang PB3AS kali ini. Ketut Margi Abas warga dari Bangli meminta pemerintah untuk membatasi alih fungsi lahan demi menjaga pertanian Bali.
"Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan pertanian Bali dalam rangka menuju Bali organik," ujar Abas.
Dalam acara PB3AS kali ini juga turut dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cokorda Pemayun dan seluruh jajaran kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Bali.
Selain itu PB3AS kali ini juga mengundang Panti Pijat Refleksi binaan Dinas Sosial Provinsi Bali yang melayani pijat refleksi secara gratis bagi para pengunjung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015