Denpasar (Antara Bali) - Biaya produksi pengembangan usaha tanaman jeruk di Bali mencapai Rp3,94 juta untuk setiap 100 pohon selama setahun, yang pemanenannya dilakukan sendiri oleh petani bersangkutan.

"Biaya produksi itu paling besar untuk pembelian pupuk sebesar Rp1,28 juta atau 32,14 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, total biaya produksi pengembangan tanaman jeruk untuk 100 pohon dalam tahun 2014 itu mencapai Rp3,94 juta, sebagian besar untuk pembelian pupuk.

Data tersebut diperoleh dari hasil Sensus Pertanian tahun 2013 yang dilakukan secara rinci terhadap tanaman hortikultura, komoditas pertanian, perikanan dan kelautan serta sektor peternakan dan kehutanan.

Sedangkan jika panen jeruk itu menggunakan tenaga kerja biayanya akan membengkak untuk upah sebesar Rp360.570 ditambah biaya untuk sewa lahan sebesar Rp107.050.

Panasunan Siregar menjelaskan, perbedaan biaya produksi untuk pupuk dan pestisida antara dipanen sendiri dan ditebaskan (diborong) juga tergolong tinggi.

Biaya untuk pestisida tanaman jeruk yang ditebaskan mencapai Rp630.230, biaya pestisida tanaman yang dipanen sendiri hanya Rp356.810.

Sementara untuk pupuk tanaman jeruk yang ditebaskan mencapai Rp1,44 juta, biaya pemupukan terhadap tanaman jeruk yang dipanen sendiri Rp1,28 juta.

Panasunan Siregar menambahkan, biaya operasional tersebut juga untuk pengadaan benih, jaring pelindung dan pengeluaran lain-lain.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebelumnya sempat meluncurkan tujuh upaya strategis dalam meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing buah lokal, termasuk jeruk, sehingga mampu bersaing dengan buah serupa dari dalam dan luar negeri.

Dengan cara itu buah lokal dapat diterima oleh masyarakat Bali seperti halnya buah dari luar daerah maupun buah impor.

Kebijakan yang strategis itu antara lain registrasi kebun yang dikelola 140 kelompok tani buah yang potensial untuk dibina lebih lanjut. Ke 140 kelompok itu terdiri dari kelompok kebun anggur, manggis, salak, mangga, jeruk, stroberi dan paprika serta mendorong petani mensertifikatkan produknya.  (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015