Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia mengecam terjadinya penyanderaan
30-an pengunjung dan staf sebuah kafe di kawasan bisnis Martin Place,
Sydney, Australia sejak Senin (15/11) yang berujung tewasnya dua orang
sandera dan pelaku.
Pemerintah Indonesia menyerukan bahwa tindakan teror tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun," dalam informasi tertulis yang diterima Antara. Selasa.
Pemerintah RI, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di Australia, terus mengikuti secara dekat dan seksama perkembangan peristiwa tersebut.
Perwakilan RI di Sydney juga secara dekat terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan otoritas Australia, masyarakat Indonesia di Sydney serta komunitas Muslim di Sydney.
Drama penyanderaan di Sydney, Australia, berakhir dengan tragedi pada Selasa dini hari dengan tewasnya dua sandera dan sang penyandera, Sheikh Man Haron Monis, saat polisi menyerbu kafe tersebut.
Polisi New South Wales mengkonfirmasi tewasnya kedua sandera kemudian terdapat empat orang cedera dari insiden tersebut, dimana satu di antara mereka adalah personel polisi.
Empat orang yang terluka tersebut kini dirawat di rumah sakit termasuk seorang perempuan yang berumur 40-an tahun, yang menderita luka tembak serius tapi berada dalam keadaan stabil, seorang polisi yang terserempet peluru di pipinya dan seorang perempuan, yang mengalami gangguan punggung.
Sang pelaku, Haron, dikenal oleh polisi sebagai orang yang mengangkat dirinya sebagai tokoh dari Negara Islam dan menghadapi hukuman dengan jaminan dalam kasus pembunuhan.
Haron juga menghadapi tuntutan pada tahun ini karena menyerang seorang perempuan pada 2002. Pada Oktober ia bahkan menghadapi 40 dakwaan.
Pria asal Iran tersebut yang tinggal di bagian baratdaya Sydney, sebelumnya telah mengirim surat yang bernada keras kepada keluarga tentara Australia yang tewas, dan menyebut mereka pembunuh.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Pemerintah Indonesia menyerukan bahwa tindakan teror tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun," dalam informasi tertulis yang diterima Antara. Selasa.
Pemerintah RI, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di Australia, terus mengikuti secara dekat dan seksama perkembangan peristiwa tersebut.
Perwakilan RI di Sydney juga secara dekat terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan otoritas Australia, masyarakat Indonesia di Sydney serta komunitas Muslim di Sydney.
Drama penyanderaan di Sydney, Australia, berakhir dengan tragedi pada Selasa dini hari dengan tewasnya dua sandera dan sang penyandera, Sheikh Man Haron Monis, saat polisi menyerbu kafe tersebut.
Polisi New South Wales mengkonfirmasi tewasnya kedua sandera kemudian terdapat empat orang cedera dari insiden tersebut, dimana satu di antara mereka adalah personel polisi.
Empat orang yang terluka tersebut kini dirawat di rumah sakit termasuk seorang perempuan yang berumur 40-an tahun, yang menderita luka tembak serius tapi berada dalam keadaan stabil, seorang polisi yang terserempet peluru di pipinya dan seorang perempuan, yang mengalami gangguan punggung.
Sang pelaku, Haron, dikenal oleh polisi sebagai orang yang mengangkat dirinya sebagai tokoh dari Negara Islam dan menghadapi hukuman dengan jaminan dalam kasus pembunuhan.
Haron juga menghadapi tuntutan pada tahun ini karena menyerang seorang perempuan pada 2002. Pada Oktober ia bahkan menghadapi 40 dakwaan.
Pria asal Iran tersebut yang tinggal di bagian baratdaya Sydney, sebelumnya telah mengirim surat yang bernada keras kepada keluarga tentara Australia yang tewas, dan menyebut mereka pembunuh.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014