Denpasar (Antara Bali) - Bali memperoleh devisa sebesar 18,39 juta dolar AS dari ekspor kerajinan perak selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2014, menurun 3,32 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 19,02 juta dolar AS.
"Namun dari segi volume pengapalan matadagangan bernilai ekonomis itu meningkat 188,64 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, Bali mengekspor kerajinan perak berupa berbagai jenis perhiasan itu sebanyak 5,73 juta unit selama sepuluh bulan pertama 2013, meningkat menjadi 16,55 juta unit pada periode yang sama tahun 2014.
Kerajinan perak yang umumnya digeluti perajin di Desa Celuk, Sukawati, Kabupaten Gianyar itu mampu memberikan kontribusi sebesar 4,37 persen dari total ekspor daerah ini mencapai 421.50 juta dolar AS.
Panasunan Siregar menambahkan, kerajinan berbahan baku perak itu paling banyak diserap oleh pasaran Singapura yakni mencapai 26,24 persen, menyusul Hong Kong 21,24 persen dan Amerika Serikat 10,15 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Australia 11,76 persen, Jepang 4,24 persen, Thailand 8,80 persen, Inggris 0,85 persen, Jerman 3,49 persen, Belanda 7,49 persen. Perancis 0,73 persen dan 4,90 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya.
Made Mustika, seorang perajin sekaligus pengusaha kerajinan perak di Celuk, Kabupaten Gianyar menambahkan, pihaknya menciptakan beraneka ragam aksesoris untuk persiapan menyambut wisatawan dalam dan luar negeri yang akan merayakan Natal 2014 dan tahun baru 2015 di Pulau Dewata.
Aksesoris berbahan baku perak dikombinasikan dengan emas, kulit diproduksi berupa berbagai bentuk kalung, gelang maupun jenis bunga cempaka, burung, kupu-kupu yang disesuaikan dengan selera anak-anak muda zaman sekarang.
Ia yang memiliki sekitar 20 tenaga kerja terampil itu meluangkan waktu untuk memproduksi aneka barang kebutuhan konsumen mancanegara yang berlibur akhir tahun dengan desain (rancangan) yang disesuaikan selera turis dengan harga terjangkau.
Perajin dan usaha kecil harus berusaha keras dalam menghadapi persaingan yang ketat dengan bermunculan toko-toko seni yang menjajakan aneka barang kerajinan "oleh-oleh khas Bali" yang tersebar di berbagai lokasi di Bali.
Turis nusantara yang berlibur ke Bali hingga kini masih memiliki kesan belum terasa ke Bali sebelum sempat singgah ke pusat perkampungan turis di Ubud maupun Sukawati, pusat kerajinan perak untuk mendapatklan cindera mata sesuai yang diinginkan.
Mustika menjelaskan, pihaknya juga melayani pesanan dari pedagang yang menjual perhiasan perak di sejumlah pasar seni di daerah ini termasuk di kawasan wisata Sukawati, disamping dari rekan bisnisnya di luar negeri.
Perhiasan perak yang biasa dipakai wisatawan asing saat berlibur di Bali, juga diminati pelancong nusantara untuk dibeli, disamping sebagai oleh-oleh kepada teman-temannya sebagai tanda yang bersangkutan pernah ke Bali, ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Namun dari segi volume pengapalan matadagangan bernilai ekonomis itu meningkat 188,64 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, Bali mengekspor kerajinan perak berupa berbagai jenis perhiasan itu sebanyak 5,73 juta unit selama sepuluh bulan pertama 2013, meningkat menjadi 16,55 juta unit pada periode yang sama tahun 2014.
Kerajinan perak yang umumnya digeluti perajin di Desa Celuk, Sukawati, Kabupaten Gianyar itu mampu memberikan kontribusi sebesar 4,37 persen dari total ekspor daerah ini mencapai 421.50 juta dolar AS.
Panasunan Siregar menambahkan, kerajinan berbahan baku perak itu paling banyak diserap oleh pasaran Singapura yakni mencapai 26,24 persen, menyusul Hong Kong 21,24 persen dan Amerika Serikat 10,15 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Australia 11,76 persen, Jepang 4,24 persen, Thailand 8,80 persen, Inggris 0,85 persen, Jerman 3,49 persen, Belanda 7,49 persen. Perancis 0,73 persen dan 4,90 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya.
Made Mustika, seorang perajin sekaligus pengusaha kerajinan perak di Celuk, Kabupaten Gianyar menambahkan, pihaknya menciptakan beraneka ragam aksesoris untuk persiapan menyambut wisatawan dalam dan luar negeri yang akan merayakan Natal 2014 dan tahun baru 2015 di Pulau Dewata.
Aksesoris berbahan baku perak dikombinasikan dengan emas, kulit diproduksi berupa berbagai bentuk kalung, gelang maupun jenis bunga cempaka, burung, kupu-kupu yang disesuaikan dengan selera anak-anak muda zaman sekarang.
Ia yang memiliki sekitar 20 tenaga kerja terampil itu meluangkan waktu untuk memproduksi aneka barang kebutuhan konsumen mancanegara yang berlibur akhir tahun dengan desain (rancangan) yang disesuaikan selera turis dengan harga terjangkau.
Perajin dan usaha kecil harus berusaha keras dalam menghadapi persaingan yang ketat dengan bermunculan toko-toko seni yang menjajakan aneka barang kerajinan "oleh-oleh khas Bali" yang tersebar di berbagai lokasi di Bali.
Turis nusantara yang berlibur ke Bali hingga kini masih memiliki kesan belum terasa ke Bali sebelum sempat singgah ke pusat perkampungan turis di Ubud maupun Sukawati, pusat kerajinan perak untuk mendapatklan cindera mata sesuai yang diinginkan.
Mustika menjelaskan, pihaknya juga melayani pesanan dari pedagang yang menjual perhiasan perak di sejumlah pasar seni di daerah ini termasuk di kawasan wisata Sukawati, disamping dari rekan bisnisnya di luar negeri.
Perhiasan perak yang biasa dipakai wisatawan asing saat berlibur di Bali, juga diminati pelancong nusantara untuk dibeli, disamping sebagai oleh-oleh kepada teman-temannya sebagai tanda yang bersangkutan pernah ke Bali, ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014