Tangerang (Antara Bali) - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk yang baru ditunjuk Arif Wibowo memfokuskan tiga strategi priotitas
untuk kembali membangkitkan perusahaan pelat merah itu karena sempat
merugi di akhir 2014.
Arif usai rapat umum pemegang saham luar biasa di Kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Jumat menyebutkan, tiga strategi tersebut, yakni menggenjot keuntungan (revenue generator), mengendalikan biaya (cost driver) dan memastikan keuangan aman (refinancing).
"Revenue generator menjadi penting karena kita harus menghasilkan uang semaksimal mungkin," katanya.
Dia mengatakan upaya untuk menggenjot keuntungan tersebut bisa didapat dari berbagai cara, di antaranya mulai dari SDM, alat-alat kelengkapan perusahaan dan sebagainya.
"Kedua, cost driver perlu kita restrukturisasi karena kita harus kompetitif tahun depan kita menghadapi stagnansi ekonomi yang berpengaruh kepada angkutan udara, sehingga kita harus yakin cost kita benar-benar kompetitif," katanya.
Ketiga, lanjut dia, memastikan keuangan aman sampai satu tahun ke depan dengan cara memotong biaya-biaya yang tidak bernilai tambah (non-value added).
"Tiga yang paling penting kita pastikan secara finansial itu kita aman sampai satu tahun ke depan, prioritas saya dalam waktu dekat ini, metode banyak tapi salah satunya refinancing," katanya.
Arif meminta waktu sekitar satu minggu untuk merinci strategi-strategi tersebut, serta menjabarkan besaran target yang akan dicapai.
Dia menilai tahun ini turbulensi ekonomi cukup besar yang dipicu pertumbuhan ekonomi yang masih bertahan di 5,2 persen yang berdampak pada pertumbuhan penerbangan sekitar sembilan hingga 10 persen.
Selain itu, lanjut dia, depresiasi rupiah masih menjadi tantangan meskipun harga minyak dunia mengalami penurunan sebagai dampak positif.
"Kita lihat tahun ini turbulensinya head wind (guncangan) cukup besar, ini yang saya bilang kita harus perhatikan yang paling penting, dua tahun ke depan program Garuda harus benar-benar kuat," katanya.
Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, dalam kesempatan yang sama berharap di bawah kepemimpinan Arif, maskapai yang telah mengoperasikan 160 armada itu bisa kembali "terbang lebih tinggi".
"Dengan dipimpin oleh Pak Arif, yang merupakan Ketua Inaca juga diharapkan Garuda bisa rebound atau untung kembali di tahun depan," katanya.
Wibowo menggantikan Satar yang sebelumnya telah mengundurkan diri per Kamis 11 Desember 2014 lebih cepat dari masa habis jabatannya pada Maret 2015.
Melalui surat yang ditujukan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno, Emir, begitu ia akrab disapa resmi lepas dari maskapai pelat merah itu yang ia pimpin selama hampir dua periode.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Arif usai rapat umum pemegang saham luar biasa di Kantor Garuda Indonesia, Tangerang, Jumat menyebutkan, tiga strategi tersebut, yakni menggenjot keuntungan (revenue generator), mengendalikan biaya (cost driver) dan memastikan keuangan aman (refinancing).
"Revenue generator menjadi penting karena kita harus menghasilkan uang semaksimal mungkin," katanya.
Dia mengatakan upaya untuk menggenjot keuntungan tersebut bisa didapat dari berbagai cara, di antaranya mulai dari SDM, alat-alat kelengkapan perusahaan dan sebagainya.
"Kedua, cost driver perlu kita restrukturisasi karena kita harus kompetitif tahun depan kita menghadapi stagnansi ekonomi yang berpengaruh kepada angkutan udara, sehingga kita harus yakin cost kita benar-benar kompetitif," katanya.
Ketiga, lanjut dia, memastikan keuangan aman sampai satu tahun ke depan dengan cara memotong biaya-biaya yang tidak bernilai tambah (non-value added).
"Tiga yang paling penting kita pastikan secara finansial itu kita aman sampai satu tahun ke depan, prioritas saya dalam waktu dekat ini, metode banyak tapi salah satunya refinancing," katanya.
Arif meminta waktu sekitar satu minggu untuk merinci strategi-strategi tersebut, serta menjabarkan besaran target yang akan dicapai.
Dia menilai tahun ini turbulensi ekonomi cukup besar yang dipicu pertumbuhan ekonomi yang masih bertahan di 5,2 persen yang berdampak pada pertumbuhan penerbangan sekitar sembilan hingga 10 persen.
Selain itu, lanjut dia, depresiasi rupiah masih menjadi tantangan meskipun harga minyak dunia mengalami penurunan sebagai dampak positif.
"Kita lihat tahun ini turbulensinya head wind (guncangan) cukup besar, ini yang saya bilang kita harus perhatikan yang paling penting, dua tahun ke depan program Garuda harus benar-benar kuat," katanya.
Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, dalam kesempatan yang sama berharap di bawah kepemimpinan Arif, maskapai yang telah mengoperasikan 160 armada itu bisa kembali "terbang lebih tinggi".
"Dengan dipimpin oleh Pak Arif, yang merupakan Ketua Inaca juga diharapkan Garuda bisa rebound atau untung kembali di tahun depan," katanya.
Wibowo menggantikan Satar yang sebelumnya telah mengundurkan diri per Kamis 11 Desember 2014 lebih cepat dari masa habis jabatannya pada Maret 2015.
Melalui surat yang ditujukan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno, Emir, begitu ia akrab disapa resmi lepas dari maskapai pelat merah itu yang ia pimpin selama hampir dua periode.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014