Denpasar (Antara Bali) - Ahli Geoteknik dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Prof Dr Herman Wahyudi mengatakan, reklamasi di Teluk Benoa, Bali, akan membawa dampak positif bagi perairan sekitarnya.

"Dalam pembangunan revitalisasi (reklamasi) sudah diperhitungkan dari berbagai aspek agar tidak sampai merugikan perairan di Bali. Terlebih Teluk Benoa saat ini jika dibiarkan tidak dilakukan revitalisasi justru akan bertambah buruk, dimana sentimentasi terus menumpuk di kawasan tersebut," katanya pada seminar nasional bertema "Pro-Kontra Revitalisasi Teluk Benoa" di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan dalam melakukan reklamasi sudah memperhitungkan dampak lain, termasuk tata letak dan bentuk pulau-pulau reklamasi agar tidak menyebabkan erosi dan sindementasi baru.

"Salah satu pulau reklamasi direncanakan dalam bentuk timbunan revitalisasi yang cukup tinggi beserta fasilitas penunjangnya, sebagai area tempat pelarian masyarakat mengindari gelombang tsunami," ucapnya.

Herman lebih lanjut mengatakan keberadaan pohon mangrove selama ini adalah menjadi prioritas penyelamatan, dan bahkan jika sudah dilakukan reklamasi akan ditambah penanamannya. Dari perencanaan bahwa reklamasi jarak dari hutan bakau sekitar 100 meter.

"Jadi langkah reklamasi tersebut sana sekali tidak akan merusak kawasan mangrove yang ada selama ini, bahkan ke depannya ditambah lagi agar lebih banyak hutan bakau tersebut," katanya.

Ia mengatakan dalam melakukan reklamasi yang direncanakan di Teluk Benoa, perbaikan alur pelayaran diperbaiki dan pendalaman kolam pelabuhan akibat adanya pengerukan material di sekitar reklamasi tersebut.

"Sehingga para nelayan dan kapal-kapal laut pada air surut di kawasan Teluk Benoa seperti sekarang otomatis kapal maupun perahu tradisional (jukung) nelayan kandas. Tetapi ke depannya dengan perbaikan alur itu tidak akan membuat kesulitan keluar masuknya perahu nelayan," ujarnya.

Menyingung aspek geoteknik, kata dia, di Teluk Benoa tanah dasar cukup baik dan stabil terhadap keberadaan timbunan reklamasi setinggi tujuh hingga delapan meter dari dasar laut.

"Jadi tidak ada alasan reklamasi tersebut akan berdampak buruk pada laut sekitarnya, terlebih yang akan direklamasi merupakan teluk. Karena kekhawatiran masyarakat itu butuh informasi yang benar, bukan sebaliknya hanya memberikan pemahaman tanpa dasar kajian yang jelas," katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Seminar Bertema "Pro-Kontra Revitalisasi Teluk Benoa" I Gusti Agung Eka Darmadi mengatakan seminar kali ini memberikan pemahaman tentang reklamasi tersebut, sebab selama ini terjadi di masyarakat pro dan kontra dalam menyikapi rencana reklamasi Teluk Benoa.

"Tujuan ini adalah memberi pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat reklamasi tersebut, sehingga warga memahami secara logis dalam menyikapi reklamasi tersebut. Oleh karena itu kami undang dari warga yang menganggap yang pro dan kontra menyikapi kasus tersebut," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014