Gorontalo (Antara Bali) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie untuk kedua kalinya meminta maaf pada Presiden Joko Widodo terkait pemilihan presiden beberapa waktu lalu.
"Sekali lagi saya mohon maaf dulu jadi tim sukses calon nomor satu, meskipun saya juga berdoa untuk Bapak Jokowi," katanya di hadapan Presiden Jokowi saat pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI 2014 di Gorontalo, Jumat malam.
Rusli mengaku pernah sama-sama mengobrol santai di sebuah bis bersama Jokowi yang saat itu adalah Gubernur DKI.
"Berkesan bagi saya waktu itu duduk di bis berdampingan menuju istana untuk menerima DIPA dari Presiden SBY dan ternyata bulan ini pak Jokowi sendiri yang akan menyerahkan DIPA kepada saya," ungkapnya.
Sebelumnya, saat bertemu di Istana Merdeka gubernur juga pernah mengungkapkan permohonan yang sama kepada Jokowi.
Ia berharap masalah politik yang sudah berlalu tidak akan mengganggu hubungan pemerintah pusat dan daerah, khususnya Provinsi Gorontalo yang saat itu menjadi salah satu penyumbang suara bagi Prabowo-Hatta.
Selain masalah politik, gubernur juga membeberkan persoalan listrik yang belum teratasi di daerah tersebut.
"Saya lebih senang saat presiden ada di ruangan ini kemudian listrik mati, agar bisa sama-sama merasakan krisis listrik yang kami alami," tambahnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sekali lagi saya mohon maaf dulu jadi tim sukses calon nomor satu, meskipun saya juga berdoa untuk Bapak Jokowi," katanya di hadapan Presiden Jokowi saat pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI 2014 di Gorontalo, Jumat malam.
Rusli mengaku pernah sama-sama mengobrol santai di sebuah bis bersama Jokowi yang saat itu adalah Gubernur DKI.
"Berkesan bagi saya waktu itu duduk di bis berdampingan menuju istana untuk menerima DIPA dari Presiden SBY dan ternyata bulan ini pak Jokowi sendiri yang akan menyerahkan DIPA kepada saya," ungkapnya.
Sebelumnya, saat bertemu di Istana Merdeka gubernur juga pernah mengungkapkan permohonan yang sama kepada Jokowi.
Ia berharap masalah politik yang sudah berlalu tidak akan mengganggu hubungan pemerintah pusat dan daerah, khususnya Provinsi Gorontalo yang saat itu menjadi salah satu penyumbang suara bagi Prabowo-Hatta.
Selain masalah politik, gubernur juga membeberkan persoalan listrik yang belum teratasi di daerah tersebut.
"Saya lebih senang saat presiden ada di ruangan ini kemudian listrik mati, agar bisa sama-sama merasakan krisis listrik yang kami alami," tambahnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014