Denpasar (Antara Bali) - Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kota Denpasar berupaya menekan penyakit tersebut dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Kami terus melakukan sosialisasi bahaya penyakit TBC tersebut dengan penyuluhan dan pemasangan spanduk. Selain itu juga melakukan pemeriksaan terhadap warga yang diduga menderita TBC, termasuk pengambilan sputung (dahak) di lingkungan penderita dengan cara aktif untuk diobservasi," kata Ketua PPTI Kota Denpasar I Gusti Ngurah Wibawa di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan bagi penderita TBC dilakukan pengawasan dalam melakukan pengobatan minimal selama enam bulan secara berkelanjutan.
"Kunjungan dan sosialisasi tersebut guna memotivasi para penderita TBC agar mau mengikuti aturan minum obat secara teratur sampai sembuh. Di samping juga menyosialisasikan tentang bahaya penyakit TBC dan cara penularannya," kata Wibawa.
Ia mengatakan saat ini ada penderita yang belum sembuh karena tidak rutin mengonsumsi obat dan ada juga penderita pindah alamat tanpa ada pemberitahuan sehingga terlepas dari pengawasan.
Pada kesempatan itu, Wibawa mengatakan lingkungan yang kumuh dan lembab akan mempermudah perkembangan kuman TBC, oleh karena itu diharapkan agar kamar tidur dan ruangan selalu kena cahaya matahari supaya kuman tidak dapat berkembang serta selalu menjaga kebersihan.
"Bagi para penderita TBC agar tidak menular pada lingkungan sekitar, sebaiknya memakai masker dan tidak meludah sembarangan," katanya.
Ia berharap agar masyarakat selalu berperilaku sehat dan hidup bersih hingga tidak tertular penyakit yang mematikan nomor tiga di Bali.
"Seiring dengan meningkatnya HIV/AIDS, saya sangat khawatir kalau penyakit ini terus meningkat di Pulau Dewata," ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, sekitar 80 persen penderita tuberkulosis (TBC) di Kota Denpasar, sembuh seiring tingginya kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit yang menular melalui mulut itu.
"Selain itu para petugas kesehatan telah bekerja secara maksimal dan kesadaran dari masyarakat meningkat untuk selalu rutin meminum obat yang dapat diperoleh secara gratis di Puskesmas," kata Ngurah Wibawa,
Jumlah penderita TBC pada 2010 sebanyak 485, namun 408 orang atau 84,13 persen sembuh. Tahun 2011 jumlah penderita mencapai 514 orang, sebanyak 440 orang (85,60 persen) sembuh. Pada 2012 jumlah penderita mencapai 454 orang dengan tingkat kesembuhan 390 orang atau 80,90 persen.
Kemudian pada 2013 jumlah penderita mencapai 539. Dan jumlah penderita TBC pada triwulan ke III tahun 2014 mencapai 305 penderita.
"Jumlah penderita TBC di Denpasar tidak bisa diprediksi karena sangat fluktuatif, kadang meningkat terkadang juga menurun tiap tahunnya," katanya.(MFD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami terus melakukan sosialisasi bahaya penyakit TBC tersebut dengan penyuluhan dan pemasangan spanduk. Selain itu juga melakukan pemeriksaan terhadap warga yang diduga menderita TBC, termasuk pengambilan sputung (dahak) di lingkungan penderita dengan cara aktif untuk diobservasi," kata Ketua PPTI Kota Denpasar I Gusti Ngurah Wibawa di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan bagi penderita TBC dilakukan pengawasan dalam melakukan pengobatan minimal selama enam bulan secara berkelanjutan.
"Kunjungan dan sosialisasi tersebut guna memotivasi para penderita TBC agar mau mengikuti aturan minum obat secara teratur sampai sembuh. Di samping juga menyosialisasikan tentang bahaya penyakit TBC dan cara penularannya," kata Wibawa.
Ia mengatakan saat ini ada penderita yang belum sembuh karena tidak rutin mengonsumsi obat dan ada juga penderita pindah alamat tanpa ada pemberitahuan sehingga terlepas dari pengawasan.
Pada kesempatan itu, Wibawa mengatakan lingkungan yang kumuh dan lembab akan mempermudah perkembangan kuman TBC, oleh karena itu diharapkan agar kamar tidur dan ruangan selalu kena cahaya matahari supaya kuman tidak dapat berkembang serta selalu menjaga kebersihan.
"Bagi para penderita TBC agar tidak menular pada lingkungan sekitar, sebaiknya memakai masker dan tidak meludah sembarangan," katanya.
Ia berharap agar masyarakat selalu berperilaku sehat dan hidup bersih hingga tidak tertular penyakit yang mematikan nomor tiga di Bali.
"Seiring dengan meningkatnya HIV/AIDS, saya sangat khawatir kalau penyakit ini terus meningkat di Pulau Dewata," ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, sekitar 80 persen penderita tuberkulosis (TBC) di Kota Denpasar, sembuh seiring tingginya kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit yang menular melalui mulut itu.
"Selain itu para petugas kesehatan telah bekerja secara maksimal dan kesadaran dari masyarakat meningkat untuk selalu rutin meminum obat yang dapat diperoleh secara gratis di Puskesmas," kata Ngurah Wibawa,
Jumlah penderita TBC pada 2010 sebanyak 485, namun 408 orang atau 84,13 persen sembuh. Tahun 2011 jumlah penderita mencapai 514 orang, sebanyak 440 orang (85,60 persen) sembuh. Pada 2012 jumlah penderita mencapai 454 orang dengan tingkat kesembuhan 390 orang atau 80,90 persen.
Kemudian pada 2013 jumlah penderita mencapai 539. Dan jumlah penderita TBC pada triwulan ke III tahun 2014 mencapai 305 penderita.
"Jumlah penderita TBC di Denpasar tidak bisa diprediksi karena sangat fluktuatif, kadang meningkat terkadang juga menurun tiap tahunnya," katanya.(MFD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014