Negara (Antara Bali) - Karyawan Hotel Jimbarwana, yang merupakan aset Pemkab Jembran namun dikelola pihak ketiga, Rabu, berunjuk rasa karena sudah dua bulan tidak menerima gaji.

Pantauan di lokasi, puluhan karyawan hotel ini duduk-duduk di loby hotel, dan menuntut General Manajer, Made Sukadayana bersedia menemui mereka.

Sayangnya, meskipun sudah berusaha dimediasi Kepala Seksi Perlindungan Tenaga Kerja, Dinas Dafduknakertrans Jembrana, Ketut Adiasa, Sukadayana tidak datang ke hotel.

"Manajemen sudah keterlaluan, dengan tidak menerima gaji bulan oktober dan november hidup kami jadi susah. Banyak teman-teman yang terpaksa berutang dulu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Ketua Serikat Pekerja Pariwisata Hotel Jimbarwana, Gusti Ngurah Agus Wasmita.

Ia juga mengungkapkan, Tunjangan Hari Raya (THR) yang sudah lama lewat juga tidak dibayar, namun karyawan masih bersedia bekerja seperti biasa.

Selain berutang ke orang luar, menurutnya, 46 karyawan yang bekerja di hotel tersebut berebut mengajukan kas bon saat ada tamu chek out.

"Kami takut tidak kebagian kas bos, sehingga begitu ada tamu chek out, teman-teman langsung berebutan kas bon," katanya.

Manajer Hotel Jimbarwana, Nurhadi yang juga menjadi korban keterlambatan gaji dari pengelola mengatakan, dalam kesepakatan sebelumnya gaji karyawan akan dibayarkan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.

Ia juga menyayangkan Sukadayana, selaku general manajer tidak datang untuk berkomunikasi dengan karyawan terkait masalah ini.

"Katanya hotel sedang kesulitan keuangan, tapi hal itu harus tetap dikomunikasi dengan karyawan, sehingga semuanya jelas," katanya.

Karena Sukadayana tidak datang, karyawan membuat kesepakatan sendiri yaitu uang hasil dari tamu dipegang oleh bendahara, untuk mengantisipasi jika gaji bulan november tidak dibayar.

Selain itu juga dibuat aturan, masing-masing karyawan hanya boleh satu kali kas bos, agar bisa merata ke seluruh kawannya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014