Jakarta (Antara Bali) - Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, Kamis
siang, meresmikan kantor perwakilan wilayah bank sentral untuk provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, di Jalan Sudirman, Pangkal Pinang.
Agus Martowardojo mengatakan dibukanya kantor perwakilan tersebut merupakan upaya bank sentral dalam meningkatkan stabilitas keuangan, memperluas akses alat pembayaran, dan juga menyebarluaskan instrumen moneter, di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.
"Upaya ini harus menjangkau seluruh wilayah di Nusantara," ujar Agus di hadapan unsur pimpinan pemerintah daerah Bangka Belitung.
Menurut Agus, Bangka Belitung masih memiliki "pekerjaan rumah" untuk memperbaiki perekonomian daerah, di mana laju inflasi di beberapa wilayah provinsi tersebut, dalam tiga tahun terakhir cukup tinggi, dan berada di atas besaran inflasi nasional.
Inflasi rata-rata di Babel cukup tinggi, kata Agus, karena harga bahan pokok yang terus terkerek dengan beban biaya produksi yang ditanggung produsen. Infrastruktur, seperti pelabuhan di Babel, ujar Agus, masih belum memadai sehingga mendongkrak biaya logistik.
Selain itu, sistem oligopoli di pasar juga turut membuat harga bahan pokok semakin naik.
"Langkah ekonomi moneter yang kami tempuh, tentunya harus disambung dengan berbagai langkah dari Tim Pengendali Inflasi Daerah," tuturnya.
Sejalan dengan inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi Babel juga melambat, antara lain karena melesunya kinerja ekspor timah, yang menjadi komoditas andalan provinsi tersebut.
Hingga kuartal III 2014, ekonomi Babel hanya tumbuh 4,58 persen secara "year on year".
"Setelah dua tahun (timah) turun harga, tahun ini turun lagi 7,9 persen. Bahkan tahun depan, diperkirakan akan turun lagi. Ini juga akan melanda sawit dan karet," ucapnya.
Di sektor pertambangan juga, kata Agus, juga tercatat penurunan 12,3 persen.
Untuk meningkatkan kualitas sistem pembayaran, dan menghindari penyalagunaan pengelolaan keuangan, Agus juga meminta Kantor Perwakilan menggiatkan sistem pembayaran non-tunai.
Agus menginstruksikan jajaran pimpinan Kantor Perwakilan BI Bangka Belitung menjadi mitra strategis pemerintah daerah untuk memperbaiki perekonomian.
Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendi menyambut baik pembukaan kantor wilayah Bank Indonesia di provinsinya. Namun, dia meminta, Bank Indonesia, selalu berkoordinasi dengan jajaran pemerintah daerah untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi daerah.
"Mudah-mudahan kehadiran Kantor Perwakilan BI dapat lebih memperkuat stabilitas sistem keuangan," ujar dia.
Kantor Perwakilan Wilayah di Babel sudah mulai beroperasi sejak 14 November 2014.
Sebagai salah satu fungsinya, pengelolaan kas yang semula adalah Kas Titipan di Bank Mandiri, dapat dilayani BI untuk fasilitas penukaran uang, setoran, dan penarikan uang oleh perbankan, serta layanan transfer antarbank baik melalui kliring ataupun RTGS. Sebelumnya penyelenggara kliring lokal adalah BNI.(MFD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Agus Martowardojo mengatakan dibukanya kantor perwakilan tersebut merupakan upaya bank sentral dalam meningkatkan stabilitas keuangan, memperluas akses alat pembayaran, dan juga menyebarluaskan instrumen moneter, di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.
"Upaya ini harus menjangkau seluruh wilayah di Nusantara," ujar Agus di hadapan unsur pimpinan pemerintah daerah Bangka Belitung.
Menurut Agus, Bangka Belitung masih memiliki "pekerjaan rumah" untuk memperbaiki perekonomian daerah, di mana laju inflasi di beberapa wilayah provinsi tersebut, dalam tiga tahun terakhir cukup tinggi, dan berada di atas besaran inflasi nasional.
Inflasi rata-rata di Babel cukup tinggi, kata Agus, karena harga bahan pokok yang terus terkerek dengan beban biaya produksi yang ditanggung produsen. Infrastruktur, seperti pelabuhan di Babel, ujar Agus, masih belum memadai sehingga mendongkrak biaya logistik.
Selain itu, sistem oligopoli di pasar juga turut membuat harga bahan pokok semakin naik.
"Langkah ekonomi moneter yang kami tempuh, tentunya harus disambung dengan berbagai langkah dari Tim Pengendali Inflasi Daerah," tuturnya.
Sejalan dengan inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi Babel juga melambat, antara lain karena melesunya kinerja ekspor timah, yang menjadi komoditas andalan provinsi tersebut.
Hingga kuartal III 2014, ekonomi Babel hanya tumbuh 4,58 persen secara "year on year".
"Setelah dua tahun (timah) turun harga, tahun ini turun lagi 7,9 persen. Bahkan tahun depan, diperkirakan akan turun lagi. Ini juga akan melanda sawit dan karet," ucapnya.
Di sektor pertambangan juga, kata Agus, juga tercatat penurunan 12,3 persen.
Untuk meningkatkan kualitas sistem pembayaran, dan menghindari penyalagunaan pengelolaan keuangan, Agus juga meminta Kantor Perwakilan menggiatkan sistem pembayaran non-tunai.
Agus menginstruksikan jajaran pimpinan Kantor Perwakilan BI Bangka Belitung menjadi mitra strategis pemerintah daerah untuk memperbaiki perekonomian.
Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendi menyambut baik pembukaan kantor wilayah Bank Indonesia di provinsinya. Namun, dia meminta, Bank Indonesia, selalu berkoordinasi dengan jajaran pemerintah daerah untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi daerah.
"Mudah-mudahan kehadiran Kantor Perwakilan BI dapat lebih memperkuat stabilitas sistem keuangan," ujar dia.
Kantor Perwakilan Wilayah di Babel sudah mulai beroperasi sejak 14 November 2014.
Sebagai salah satu fungsinya, pengelolaan kas yang semula adalah Kas Titipan di Bank Mandiri, dapat dilayani BI untuk fasilitas penukaran uang, setoran, dan penarikan uang oleh perbankan, serta layanan transfer antarbank baik melalui kliring ataupun RTGS. Sebelumnya penyelenggara kliring lokal adalah BNI.(MFD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014