Negara (Antara Bali) - Balita yang baru berumur 15 bulan, Bagu Setiawan, harus mendapatkan perawatan intensif di RSU Negara karena tersiram air panas di tempat penitipan anak, di Kelurahan Baler Bale Agung, Kabupaten Jembrana.
"Kami sayangkan pihak pengelola penitipan anak itu tidak langsung menghubungi kami, sehingga penanganan anak saya itu agak terlambat," kata Siti Makbulah, ibu balita tersebut, Senin.
Menurutnya, peristiwa yang menyebabkan bagian dada anaknya tersebut melepuh, terjadi Kamis (20/11), saat ia dan Mashuri, suaminya bekerja.
Dari pemeriksaan dokter, katanya, penanganan bocah tersebut agak terlambat, sehingga luka bakar akibat air panas menjalar ke paru-paru.
"Karena sampai ke paru-paru, perawatannya harus lebih intensif. Meskipun lukanya masih diperban, kami bawa anak ini pulang untuk dirawat di rumah," ujarnya.
Ia menganggap, kejadian yang membahayakan jiwa anaknya tersebut akibat kelalaian pengasuh di tempat penitipan anak milik Ketut Nentri Asih tersebut.
"Sekitar sebulan lalu anak saya juga jatuh hingga ada bekas di bawah matanya. Saya kapok menitipkan anak di sana," ujarnya, seraya menambahkan untuk biaya penitipan anak ia membayar Rp700 ribu.
Ketut Nentri Asih yang didatangi di tempat penitipan anak yang ia kelola, oleh dua pengasuh yang bekerja disitu dikatakan sedang ke Denpasar.
Kadek Juni salah seorang pengasuh mengatakan, Bagus tersiram air panas saat Wayan Nersi, pengasuh lainnya hendak memandikan salah seorang anak dengan air hangat.
"Saat itu Bagus tidur, dan air panas yang akan dicampur dengan air dingin ditaruh di atas meja. Mendadak ia bangun, dan mengambil wadah berisi air panas itu sehingga tumpah ke dadanya," katanya.
Ia mengaku, setelah kejadian tersebut, pihaknya langsung membawanya pulang ke orang tuanya dan diajak berobat.
"Kejadian ini tidak sengaja, tapi memang salah kami lalai dalam mengawasi anak asuh. Tapi saat itu Bagus langsung kami serahkan ke orang tuanya, untuk berobat," ujarnya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami sayangkan pihak pengelola penitipan anak itu tidak langsung menghubungi kami, sehingga penanganan anak saya itu agak terlambat," kata Siti Makbulah, ibu balita tersebut, Senin.
Menurutnya, peristiwa yang menyebabkan bagian dada anaknya tersebut melepuh, terjadi Kamis (20/11), saat ia dan Mashuri, suaminya bekerja.
Dari pemeriksaan dokter, katanya, penanganan bocah tersebut agak terlambat, sehingga luka bakar akibat air panas menjalar ke paru-paru.
"Karena sampai ke paru-paru, perawatannya harus lebih intensif. Meskipun lukanya masih diperban, kami bawa anak ini pulang untuk dirawat di rumah," ujarnya.
Ia menganggap, kejadian yang membahayakan jiwa anaknya tersebut akibat kelalaian pengasuh di tempat penitipan anak milik Ketut Nentri Asih tersebut.
"Sekitar sebulan lalu anak saya juga jatuh hingga ada bekas di bawah matanya. Saya kapok menitipkan anak di sana," ujarnya, seraya menambahkan untuk biaya penitipan anak ia membayar Rp700 ribu.
Ketut Nentri Asih yang didatangi di tempat penitipan anak yang ia kelola, oleh dua pengasuh yang bekerja disitu dikatakan sedang ke Denpasar.
Kadek Juni salah seorang pengasuh mengatakan, Bagus tersiram air panas saat Wayan Nersi, pengasuh lainnya hendak memandikan salah seorang anak dengan air hangat.
"Saat itu Bagus tidur, dan air panas yang akan dicampur dengan air dingin ditaruh di atas meja. Mendadak ia bangun, dan mengambil wadah berisi air panas itu sehingga tumpah ke dadanya," katanya.
Ia mengaku, setelah kejadian tersebut, pihaknya langsung membawanya pulang ke orang tuanya dan diajak berobat.
"Kejadian ini tidak sengaja, tapi memang salah kami lalai dalam mengawasi anak asuh. Tapi saat itu Bagus langsung kami serahkan ke orang tuanya, untuk berobat," ujarnya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014