Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menghadiri kegiatan ritual "Mendem Pedagingan" dan peresmian Balai Banjar Adat Umakepuh, Desa Adat Buduk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Sabtu malam.
Wagub Sudikerta memberikan apresiasi terhadap peranserta dan swadaya masyarakat dalam mewujudkan pembangunan balai banjar sebagai tempat untuk melakukan kegiatan adat dan ritual.
Ia mengharapkan kepada seluruh warga untuk melaksanakan kegiatan ritual berskala besar disesuaikan dengan kemampuan ekonomi msyarakat setempat, jangan melakukan jor-joran dalam melaksanakan ritual dan adat tersebut.
Untuk itu agar ritual yadnya (pengorbanan suci tulus iklas) disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat setempat.
Jangan melakukan kegiatan ritual berskala besar yang berlebihan, sehingga menimbulkan biaya tinggi yang pada akhirnya memberatkan warga setempat.
Wagub Sudikerta mengingatkan, sebuah ritual yang dikatakan sukses jika dapat dinilai dari ketulusan dan keiklasan dari dalam diri seseorang, namun tetap mengajegkan dasar ritual sesuai adat dan budaya di Pulau Dewata.
"Tuhan Yang Maha Esa, Ida Bhatara tidak meminta upacara yang bernilai miliarn rupiah, beliau hanya meminta yadnya yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan yang ikhlas," katanya.
Untuk itu Ia minta agar warga melaksanakan pengorbanan suci (yadnya) sesuai dengan kemampuan warga desa.
Wagub Ketut Sudikerta pada kesempatan itu menyerahkan bantuan (punia) sebesar Rp 20 juta kepada Kelian Dinas Umakepuh I Gede Arsa Dana. (MFD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Wagub Sudikerta memberikan apresiasi terhadap peranserta dan swadaya masyarakat dalam mewujudkan pembangunan balai banjar sebagai tempat untuk melakukan kegiatan adat dan ritual.
Ia mengharapkan kepada seluruh warga untuk melaksanakan kegiatan ritual berskala besar disesuaikan dengan kemampuan ekonomi msyarakat setempat, jangan melakukan jor-joran dalam melaksanakan ritual dan adat tersebut.
Untuk itu agar ritual yadnya (pengorbanan suci tulus iklas) disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat setempat.
Jangan melakukan kegiatan ritual berskala besar yang berlebihan, sehingga menimbulkan biaya tinggi yang pada akhirnya memberatkan warga setempat.
Wagub Sudikerta mengingatkan, sebuah ritual yang dikatakan sukses jika dapat dinilai dari ketulusan dan keiklasan dari dalam diri seseorang, namun tetap mengajegkan dasar ritual sesuai adat dan budaya di Pulau Dewata.
"Tuhan Yang Maha Esa, Ida Bhatara tidak meminta upacara yang bernilai miliarn rupiah, beliau hanya meminta yadnya yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan yang ikhlas," katanya.
Untuk itu Ia minta agar warga melaksanakan pengorbanan suci (yadnya) sesuai dengan kemampuan warga desa.
Wagub Ketut Sudikerta pada kesempatan itu menyerahkan bantuan (punia) sebesar Rp 20 juta kepada Kelian Dinas Umakepuh I Gede Arsa Dana. (MFD)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014