Jakarta (Antara Bali) - Kehadiran jamur bercahaya (Luminescent Mushroom) yang
tumbuh dan berkembang di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS) menjadi wisata alternatif yang di tawarkan taman nasional
kepada pengunjung.
"Banyak pengunjung rela memasuki hutan di malam hari untuk mengamati jamur unik tersebut karena jamur itu mampu memancarkan cahaya pada malam hari," kata Kepala Urusan Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Halimun Salak Nur Faisin di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat.
Jamur tersebut ukurannya kecil seperti kepala paku, mereka menempel dan berkembang di ranting-ranting pohon yang telah mengering.
"Cahayanya berwarna hijau dan berpendar di malam hari," katanya.
Dia menjelaskan jamur ini bisa dikatakan tumbuhan musiman karena saat musim hujan, jamur ini akan banyak ditemukan di kawasan ini.
"Saat ini karena musim kemarau, jumlah mereka kurang banyak. Hanya di daerah Cikaniki jamur ini banyak ditemukan. Jadi kalau malam jamur ini terlihat seperti bintang di langit,"
Dia menambahkan untuk mengamati keindahan jamur yang bercahaya di malam hari dan wisata lain yang ditawarkan Taman Nasional Gunung Halimun Salak tersebut pengunjung dapat tinggal di resor Cikaniki.
Resor tersebut berada di kawasan Bogor, berjarak 20KM dari Balai TNGHS, Sukabumi, Jawa Barat.
"Atau tinggal di penginapan (home stay) yang disediakan warga setempat dengan harga berkisar Rp25.000 hingga Rp100.000 per malamnya," tambahnya.
Sementara Kepala Resort Cikaniki, Saep Taufik mengatakan dia selalu menawarkan wisata jamur malam hari kepada setiap pengunjung yang dia dampingi untuk berkeliling di taman nasional ini khususnya yang berada di Cikaniki.
"Banyak pengunjung yang penasaran, karena keunikan jamur itu. Mereka mengambil foto jamur bercahaya tersebut," kata Saep di Cikaniki, Bogor. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Banyak pengunjung rela memasuki hutan di malam hari untuk mengamati jamur unik tersebut karena jamur itu mampu memancarkan cahaya pada malam hari," kata Kepala Urusan Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Halimun Salak Nur Faisin di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat.
Jamur tersebut ukurannya kecil seperti kepala paku, mereka menempel dan berkembang di ranting-ranting pohon yang telah mengering.
"Cahayanya berwarna hijau dan berpendar di malam hari," katanya.
Dia menjelaskan jamur ini bisa dikatakan tumbuhan musiman karena saat musim hujan, jamur ini akan banyak ditemukan di kawasan ini.
"Saat ini karena musim kemarau, jumlah mereka kurang banyak. Hanya di daerah Cikaniki jamur ini banyak ditemukan. Jadi kalau malam jamur ini terlihat seperti bintang di langit,"
Dia menambahkan untuk mengamati keindahan jamur yang bercahaya di malam hari dan wisata lain yang ditawarkan Taman Nasional Gunung Halimun Salak tersebut pengunjung dapat tinggal di resor Cikaniki.
Resor tersebut berada di kawasan Bogor, berjarak 20KM dari Balai TNGHS, Sukabumi, Jawa Barat.
"Atau tinggal di penginapan (home stay) yang disediakan warga setempat dengan harga berkisar Rp25.000 hingga Rp100.000 per malamnya," tambahnya.
Sementara Kepala Resort Cikaniki, Saep Taufik mengatakan dia selalu menawarkan wisata jamur malam hari kepada setiap pengunjung yang dia dampingi untuk berkeliling di taman nasional ini khususnya yang berada di Cikaniki.
"Banyak pengunjung yang penasaran, karena keunikan jamur itu. Mereka mengambil foto jamur bercahaya tersebut," kata Saep di Cikaniki, Bogor. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014