Philadelphia (Antara Bali) - Sebuah penelitian dalam Journal of
Dairy Science menunjukkan, susu yang telah difermentasi menggunakan
produk probiotik dapat bermanfaat untuk kesehatan kulit perempuan muda.
Organisasi kesehatan pangan dan pertanian dunia mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang memadai dapat memberikan manfaat kesehatan bagi penggunanya.
"Meskipun telah banyak laporan membahas efek bakteri asam laktat pada kulit subjek yang mengalami penyakit kulit, seperti dermatitis atopik, namun hanya sedikit studi yang melibatkan manusia yang sehat," jelas pemimpin penelitian dari National Agriculture and Food Research Organization (NARO) Institute of Livestock and Grassland Science (NILGS), Tsukuba, Jepang, Hiromi Kimoto-Nira, PhD.
Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan uji ganda secara acak untuk mengevaluasi efek susu fermentasi menggunakan Lactococcus lactis H61 sebagai bakteri percobaan pertama (susu H61-fermentasi) untuk kesehatan secara umum dan berbagai jenis kulit perempuan muda.
H61 telah banyak digunakan selama 50 tahun terakhir di Jepang untuk menghasilkan produk susu fermentasi.
Para peneliti lalu memberikan H61dan yogurt konvensional kepada 23 orang perempuan muda sehat yang berusia 19-21 tahun selama kurun waktu empat minggu. Mereka mengambil sampel darah para partisipan ini sebelum percobaan dan akhir percobaan.
Para peneliti juga mengukur hidrasi kulit para partisipan pada bagian lengan dan pipi, konten melamin, elastisitas kulit dan konten sebum (hanya pada pipi).
Setelah empat minggu, para peneliti menemukan hidrasi kulit lebih tinggi pada kedua kelompok. Mereka menemukan, konten sebum naik secara signifikan pada kelompok partisipan yang mengonsumsi H61.
Sementara, parameter kulit lainnya tidak berbeda antara kedua kelompok ini, meskipun ada perbedaan musim dan indeks kulit.
"Efek musim merupakan faktor penting dalam kondisi kulit. Gangguan kulit seperti psoriasis dan xerosis cenderung terjadi di musim dingin. Melanin menyediakan berbagai tingkat warna coklat di permukaan kulit, dan konten melanin dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti usia, ras, dan paparan sinar matahari," kata Kimoto-Nira.
Kemudian, para peneliti menemukan hasil penghitungan kadar darah dan parameter biokimia tetap sama dalam rentang normal. Perubahan status oksidatif adalah sama antara kedua kelompok partisipan.
"Studi kami meningkatkan nilai H61 sebagai susu probiotik yang efektif," kata Kimoto-Nira menyimpulkan seperti dilansir siaran pers Elsevier. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Organisasi kesehatan pangan dan pertanian dunia mendefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang memadai dapat memberikan manfaat kesehatan bagi penggunanya.
"Meskipun telah banyak laporan membahas efek bakteri asam laktat pada kulit subjek yang mengalami penyakit kulit, seperti dermatitis atopik, namun hanya sedikit studi yang melibatkan manusia yang sehat," jelas pemimpin penelitian dari National Agriculture and Food Research Organization (NARO) Institute of Livestock and Grassland Science (NILGS), Tsukuba, Jepang, Hiromi Kimoto-Nira, PhD.
Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan uji ganda secara acak untuk mengevaluasi efek susu fermentasi menggunakan Lactococcus lactis H61 sebagai bakteri percobaan pertama (susu H61-fermentasi) untuk kesehatan secara umum dan berbagai jenis kulit perempuan muda.
H61 telah banyak digunakan selama 50 tahun terakhir di Jepang untuk menghasilkan produk susu fermentasi.
Para peneliti lalu memberikan H61dan yogurt konvensional kepada 23 orang perempuan muda sehat yang berusia 19-21 tahun selama kurun waktu empat minggu. Mereka mengambil sampel darah para partisipan ini sebelum percobaan dan akhir percobaan.
Para peneliti juga mengukur hidrasi kulit para partisipan pada bagian lengan dan pipi, konten melamin, elastisitas kulit dan konten sebum (hanya pada pipi).
Setelah empat minggu, para peneliti menemukan hidrasi kulit lebih tinggi pada kedua kelompok. Mereka menemukan, konten sebum naik secara signifikan pada kelompok partisipan yang mengonsumsi H61.
Sementara, parameter kulit lainnya tidak berbeda antara kedua kelompok ini, meskipun ada perbedaan musim dan indeks kulit.
"Efek musim merupakan faktor penting dalam kondisi kulit. Gangguan kulit seperti psoriasis dan xerosis cenderung terjadi di musim dingin. Melanin menyediakan berbagai tingkat warna coklat di permukaan kulit, dan konten melanin dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti usia, ras, dan paparan sinar matahari," kata Kimoto-Nira.
Kemudian, para peneliti menemukan hasil penghitungan kadar darah dan parameter biokimia tetap sama dalam rentang normal. Perubahan status oksidatif adalah sama antara kedua kelompok partisipan.
"Studi kami meningkatkan nilai H61 sebagai susu probiotik yang efektif," kata Kimoto-Nira menyimpulkan seperti dilansir siaran pers Elsevier. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014