Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta memperkenalkan tradisi "nyastra", yakni menulis di atas daun lontar yang merupakan kearifan lokal yang tumbuh di kalangan masyarakat Bali.
Kegiatan tersebut digelarkan Badan Perpustakaan Nasional di halaman depan Monumen Perjuangan Rakyat Bajra Sandhi, Denpasar, Rabu.
Wagub mengatakan seni "nyastra" telah dilakukan masyarakat Bali khususnya yang tergabung dalam sekaa - sekaa santi, yakni dalam proses nyastra itu tidak hanya membaca namun juga mengartikan sertai memaknainya.
"Budaya nyastra semestinya dapat dijadikan kearifan lokal Bali dalam membangun kesadaran membaca di Bali saat ini, ujar Wagub Sudikerta.
Ia menambahkan, akan semakin bermanfaat jika pesan pesan yang tersirat dalam seni nyastra dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Panitia Kegiatan tersebut Ovi Sofiana yang juga Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Badan Perpustakaan Nasional menyatakan bahwa, kegiatan mengusung tema Perpustakaan Cerdaskan Bangsa, Wujudkan Indonesia Gemar Membaca.
Hal itu merupakan tindak lanjut dari gerakan Indonesia Membaca yang bertujuan untuk mempublikasikan eksistensi dari perpustakaan di seluruh Indonesia, menumbuhkan kegemaran membaca dan memberikan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan.
Ovi menambahkan, kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 16 provinsi di Indonesia tahun 2013 dan di tahun 2014 Bali menjadi lokasi terakhir kegiatan setelah dilaksanakan di enam provinsi.
Kepala Badan Perpustakaan Nasional Dra. Hj. Sri Sularsih, M.Si menyatakan bahwa, perpustakaan merupakan salah satu pendukung sistem pendidkan nasional dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang gemar dan berbudaya membaca.
Masyarakat yang selalu membaca akan menjadi masyarakat yang cerdas, inovatif dan kompetitif, katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Kegiatan tersebut digelarkan Badan Perpustakaan Nasional di halaman depan Monumen Perjuangan Rakyat Bajra Sandhi, Denpasar, Rabu.
Wagub mengatakan seni "nyastra" telah dilakukan masyarakat Bali khususnya yang tergabung dalam sekaa - sekaa santi, yakni dalam proses nyastra itu tidak hanya membaca namun juga mengartikan sertai memaknainya.
"Budaya nyastra semestinya dapat dijadikan kearifan lokal Bali dalam membangun kesadaran membaca di Bali saat ini, ujar Wagub Sudikerta.
Ia menambahkan, akan semakin bermanfaat jika pesan pesan yang tersirat dalam seni nyastra dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Panitia Kegiatan tersebut Ovi Sofiana yang juga Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Badan Perpustakaan Nasional menyatakan bahwa, kegiatan mengusung tema Perpustakaan Cerdaskan Bangsa, Wujudkan Indonesia Gemar Membaca.
Hal itu merupakan tindak lanjut dari gerakan Indonesia Membaca yang bertujuan untuk mempublikasikan eksistensi dari perpustakaan di seluruh Indonesia, menumbuhkan kegemaran membaca dan memberikan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan.
Ovi menambahkan, kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 16 provinsi di Indonesia tahun 2013 dan di tahun 2014 Bali menjadi lokasi terakhir kegiatan setelah dilaksanakan di enam provinsi.
Kepala Badan Perpustakaan Nasional Dra. Hj. Sri Sularsih, M.Si menyatakan bahwa, perpustakaan merupakan salah satu pendukung sistem pendidkan nasional dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang gemar dan berbudaya membaca.
Masyarakat yang selalu membaca akan menjadi masyarakat yang cerdas, inovatif dan kompetitif, katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014