Pulau Bali akan kembali diramaikan oleh hajatan berskala internasional, yakni Forum Demokrasi Bali atau "Bali Democracy Forum" (BDF).
Kegiatan tahunan yang digelar secara berkesinambungan di Pulau Dewata itu kini memasuki pelaksanaan yang ketujuh dan tahun ini akan digelar di Nusa Dua, Kabupaten Badung, 10-11 Oktober 2014.
BDF VII yang merupakan pertemuan tingkat menteri luar negeri di kawasan Asia Pasifik itu mengusung tema "Memperkuat Arsitektur Demokrasi di Kawasan untuk Menjawab Tantangan Pembangunan Politik dan Partisipasi Publik".
Komandan Satuan Tugas Pengamanan BDF VII Brigadir Jenderal TNI Ruslian Hariadi mengatakan empat kepala negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menghadiri kegiatan tersebut.
Tiga kepala negara lain adalah, Presiden Filipina Benigno Aquino, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, dan Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah.
Presiden Yudhoyono yang akan membuka forum yang dihadiri peserta dari belasan negara di belahan dunia itu sekaligus sebagai forum BDF terakhir yang akan dihadiri oleh Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan bertaraf internasional itu akan melakukan pengamanan secara maksimal dan berperan serta secara aktif untuk menyukseskan BDF VII tersebut.
Petugas gabungan dari Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia mengerahkan sekitar 4.600 personel untuk mengamankan kegiatan bergengsi itu.
Brigadir Jenderal TNI Ruslian Hariadi yang sehari-hari menjabat Kepala Staf Kodam IX/Udayana telah melakukan gelar pasukan pengamanan BDF VII di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Renon, Denpasar, Senin (6/10).
Pengerahan pasukan sebanyak itu untuk mengantisipasi adanya kerawanan yang bisa mengganggu jalannya forum demokrasi. Satgas telah melakukan pemetaan daerah rawan di antaranya kawasan bandara, pelabuhan dan kawasan Nusa Dua yang menjadi lokasi pelaksanaan BDF.
Gelar pasukan itu juga melibatkan petugas keamanan desa adat atau pecalang untuk membantu TNI dan Polri, agar forum kerja sama tahunan negara-negara di Asia Pasifik dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Forum tingkat menteri luar negeri itu bertujuan untuk memperkuat kapasitas demokrasi dan institusi demokrasi melalui diskusi antar-negara.
Lima Kapal Perang
Pengamanan BDF VII yang dilakukan secara ketat oleh TNI dan Polri juga diperkuat dengan mengerahkan lima kapal perang di sekitar perairan Pulau Dewata.
TNI AL yang memiliki pangkalan di Denpasar mengerahkan lima kapal perang untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang mungkin timbul dari wilayah laut, terutama di titik rawan di sekitar Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar Kolonel Laut (S) Julius Widjojono menjelaskan kelima kapal perang itu adalah KRI Surabaya, KRI Ahmad Yani, KRI Weling, KRI Pulau Rimau dan KRI Singa.
Kelima kapal perang sudah siaga sejak beberapa hari lalu di Pelabuhan Benoa, sekaligus melakukan patroli laut. Pengamanan wilayah laut Bali dilakukan dengan penyekatan sebagai upaya meminimalisasi kegiatan olahraga air yang mengganggu kegiatan lepas landas dan mendarat, mengingat lokasi wisata air itu berdekatan dengan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.
TNI AL membagi beberapa wilayah untuk memiminalkan kegiatan parasailing untuk keamanan "take-off" dan "landing` pesawat" yang membawa sejumlah pimpinan negara itu.
Lanal Denpasar juga memaksimalkan enam pos jaga di sekitar Pelabuhan Benoa dengan mengerahkan 200 personel untuk mendukung pengamanan laut.
Sementara Pangkalan Udara Ngurah Rai, Bali, akan diperkuat dengan empat unit Sukhoi yang ber-"home base" di Pangkalan Udara Hassanudin, Makassar.
Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai Kolonel (Pnb) Sugiharto PW menjelaskan pihaknya akan diperkuat satu penerbangan yang terdiri dari empat unit Sukhoi untuk melakukan patroli udara.
Pesawat tempur itu tidak ditempatkan di Denpasar, namun di pangkalannya di Makassar untuk melakukan patroli udara dan kembali lagi ke pangkalan semula.
Selain pesawat canggih buatan Rusia itu juga akan diperkuat oleh empat unit pesawat F-16 yang akan melakukan patroli udara yang disiagakan pangakalannya di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Magetan, Jawa Timur.
Dari Malang, Jawa Timur, TNI AU menyiagakan dua unit pesawat Hercules dari Skuadron 32 dan Skuadron 31 dari Halim Perdanakusumah di Jakarta yang semuanya fukus untuk menyukseskan pelaksanaan BDF VII.
Peran masyarakat
Selain TNI dan Polri, pengamanan pelaksanaan forum tahunan internasional itu memerlukan dukungan masyarakat sebagaimana disampai Kolonel (Pnb) Sugiharto.
Ia mengharapkan dukungan dan peran serta semua pihak, khususnya masyarakat Bali untuk menyukseskan kegiatan internasional BDF VII.
Peran masyarakat itu dapat dilakukan dengan memelihara dan menjaga stabilitas nasional yang selama ini sangat mantap di daerah tujuan wisata Pulau Dewata.
Selain itu masyarakat Bali diharapkan tidak menaikkan layang-layang dalam radius 32 noutical miles, bahkan khusus untuk kawasan udara di dekat Bandar Udara Internasional Ngurah Rai hingga Nusa Dua harus bebas dari layang-layang.
Hal itu untuk menghindari gangguan penerbangan yang pernah dialami oleh helikopter TNI yang mengalami insiden baling-baling pesawat tersangkut tali layang-layang saat patroli pengamanan APEC 2013.
Untuk itu TNI AU telah berkoordinasi dengan semua pihak agar dua hari sebelum pelaksanaan BDF semua persiapan terkait pengamanan sudah tidak ada persoalan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Kegiatan tahunan yang digelar secara berkesinambungan di Pulau Dewata itu kini memasuki pelaksanaan yang ketujuh dan tahun ini akan digelar di Nusa Dua, Kabupaten Badung, 10-11 Oktober 2014.
BDF VII yang merupakan pertemuan tingkat menteri luar negeri di kawasan Asia Pasifik itu mengusung tema "Memperkuat Arsitektur Demokrasi di Kawasan untuk Menjawab Tantangan Pembangunan Politik dan Partisipasi Publik".
Komandan Satuan Tugas Pengamanan BDF VII Brigadir Jenderal TNI Ruslian Hariadi mengatakan empat kepala negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menghadiri kegiatan tersebut.
Tiga kepala negara lain adalah, Presiden Filipina Benigno Aquino, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, dan Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah.
Presiden Yudhoyono yang akan membuka forum yang dihadiri peserta dari belasan negara di belahan dunia itu sekaligus sebagai forum BDF terakhir yang akan dihadiri oleh Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan bertaraf internasional itu akan melakukan pengamanan secara maksimal dan berperan serta secara aktif untuk menyukseskan BDF VII tersebut.
Petugas gabungan dari Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia mengerahkan sekitar 4.600 personel untuk mengamankan kegiatan bergengsi itu.
Brigadir Jenderal TNI Ruslian Hariadi yang sehari-hari menjabat Kepala Staf Kodam IX/Udayana telah melakukan gelar pasukan pengamanan BDF VII di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Renon, Denpasar, Senin (6/10).
Pengerahan pasukan sebanyak itu untuk mengantisipasi adanya kerawanan yang bisa mengganggu jalannya forum demokrasi. Satgas telah melakukan pemetaan daerah rawan di antaranya kawasan bandara, pelabuhan dan kawasan Nusa Dua yang menjadi lokasi pelaksanaan BDF.
Gelar pasukan itu juga melibatkan petugas keamanan desa adat atau pecalang untuk membantu TNI dan Polri, agar forum kerja sama tahunan negara-negara di Asia Pasifik dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Forum tingkat menteri luar negeri itu bertujuan untuk memperkuat kapasitas demokrasi dan institusi demokrasi melalui diskusi antar-negara.
Lima Kapal Perang
Pengamanan BDF VII yang dilakukan secara ketat oleh TNI dan Polri juga diperkuat dengan mengerahkan lima kapal perang di sekitar perairan Pulau Dewata.
TNI AL yang memiliki pangkalan di Denpasar mengerahkan lima kapal perang untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang mungkin timbul dari wilayah laut, terutama di titik rawan di sekitar Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar Kolonel Laut (S) Julius Widjojono menjelaskan kelima kapal perang itu adalah KRI Surabaya, KRI Ahmad Yani, KRI Weling, KRI Pulau Rimau dan KRI Singa.
Kelima kapal perang sudah siaga sejak beberapa hari lalu di Pelabuhan Benoa, sekaligus melakukan patroli laut. Pengamanan wilayah laut Bali dilakukan dengan penyekatan sebagai upaya meminimalisasi kegiatan olahraga air yang mengganggu kegiatan lepas landas dan mendarat, mengingat lokasi wisata air itu berdekatan dengan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.
TNI AL membagi beberapa wilayah untuk memiminalkan kegiatan parasailing untuk keamanan "take-off" dan "landing` pesawat" yang membawa sejumlah pimpinan negara itu.
Lanal Denpasar juga memaksimalkan enam pos jaga di sekitar Pelabuhan Benoa dengan mengerahkan 200 personel untuk mendukung pengamanan laut.
Sementara Pangkalan Udara Ngurah Rai, Bali, akan diperkuat dengan empat unit Sukhoi yang ber-"home base" di Pangkalan Udara Hassanudin, Makassar.
Komandan Pangkalan Udara Ngurah Rai Kolonel (Pnb) Sugiharto PW menjelaskan pihaknya akan diperkuat satu penerbangan yang terdiri dari empat unit Sukhoi untuk melakukan patroli udara.
Pesawat tempur itu tidak ditempatkan di Denpasar, namun di pangkalannya di Makassar untuk melakukan patroli udara dan kembali lagi ke pangkalan semula.
Selain pesawat canggih buatan Rusia itu juga akan diperkuat oleh empat unit pesawat F-16 yang akan melakukan patroli udara yang disiagakan pangakalannya di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Magetan, Jawa Timur.
Dari Malang, Jawa Timur, TNI AU menyiagakan dua unit pesawat Hercules dari Skuadron 32 dan Skuadron 31 dari Halim Perdanakusumah di Jakarta yang semuanya fukus untuk menyukseskan pelaksanaan BDF VII.
Peran masyarakat
Selain TNI dan Polri, pengamanan pelaksanaan forum tahunan internasional itu memerlukan dukungan masyarakat sebagaimana disampai Kolonel (Pnb) Sugiharto.
Ia mengharapkan dukungan dan peran serta semua pihak, khususnya masyarakat Bali untuk menyukseskan kegiatan internasional BDF VII.
Peran masyarakat itu dapat dilakukan dengan memelihara dan menjaga stabilitas nasional yang selama ini sangat mantap di daerah tujuan wisata Pulau Dewata.
Selain itu masyarakat Bali diharapkan tidak menaikkan layang-layang dalam radius 32 noutical miles, bahkan khusus untuk kawasan udara di dekat Bandar Udara Internasional Ngurah Rai hingga Nusa Dua harus bebas dari layang-layang.
Hal itu untuk menghindari gangguan penerbangan yang pernah dialami oleh helikopter TNI yang mengalami insiden baling-baling pesawat tersangkut tali layang-layang saat patroli pengamanan APEC 2013.
Untuk itu TNI AU telah berkoordinasi dengan semua pihak agar dua hari sebelum pelaksanaan BDF semua persiapan terkait pengamanan sudah tidak ada persoalan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014