Denpasar (Antara Bali) - Penyakit kanker serviks per tahun rata-rata menyerang 150 sampai 160 perempuan berusia produktif di sembilan kabupaten dan kota Provinsi Bali.
"Penderita stadium `invasi` tercatat sebanyak 120 orang per tahun dan sisanya baru mengalami gejala tahap awal," kata Ketua Divisi Onkologi dan Ginekologi Bagian SMF Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof DR dr Ketut Suwiyoga, di Denpasar, Senin.
Ia mengakui penyakit kanker serviks paling sering terjadi dan fatal menyerang perempuan berusia produktif, 35-40 tahun .
Penyakit tersebut, katanya, dapat dicegah secara dini dengan vaksinasi.
"Masyarakat Bali tidak perlu takut terhadap penyakit tersebut karena dapat dicegah sejak dini dengan pemberian vaksinasi antiviral untuk pencegahan primer," ujarnya.
Ketut Suwiyoga menuturkan bahwa upaya pemberian vaksinasi dini sangat efektif untuk mencegah kanker servik selama rentan waktu 10 tahun kedepan.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mecegah penyakit tersebut dengan memberikan penyuluhan tentang pengetahuan seks sejak dini kepada wanita usia remaja dan produktif.
Selain itu, pencegahan skunder penyakit kanker servik tersebut dengan PAP smear. "Hal tersebut sudah menjadi program pemerintah bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Unud," ujarnya.
Jalur pencegahan kanker serviks, lanjut dia, dimulai ke kalangan remaja sekolah dan umum. "Pendidikan seks sangat penting diberikan sejak usia dini," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa vaksinasi yang diberikan ke remaja sekolah dibiayai oleh pemerintah. Sedangkan, untuk pengobatan secara umum aran masyarakatdengan kesadaran sendiri membayar vaksinasi tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Penderita stadium `invasi` tercatat sebanyak 120 orang per tahun dan sisanya baru mengalami gejala tahap awal," kata Ketua Divisi Onkologi dan Ginekologi Bagian SMF Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof DR dr Ketut Suwiyoga, di Denpasar, Senin.
Ia mengakui penyakit kanker serviks paling sering terjadi dan fatal menyerang perempuan berusia produktif, 35-40 tahun .
Penyakit tersebut, katanya, dapat dicegah secara dini dengan vaksinasi.
"Masyarakat Bali tidak perlu takut terhadap penyakit tersebut karena dapat dicegah sejak dini dengan pemberian vaksinasi antiviral untuk pencegahan primer," ujarnya.
Ketut Suwiyoga menuturkan bahwa upaya pemberian vaksinasi dini sangat efektif untuk mencegah kanker servik selama rentan waktu 10 tahun kedepan.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mecegah penyakit tersebut dengan memberikan penyuluhan tentang pengetahuan seks sejak dini kepada wanita usia remaja dan produktif.
Selain itu, pencegahan skunder penyakit kanker servik tersebut dengan PAP smear. "Hal tersebut sudah menjadi program pemerintah bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Unud," ujarnya.
Jalur pencegahan kanker serviks, lanjut dia, dimulai ke kalangan remaja sekolah dan umum. "Pendidikan seks sangat penting diberikan sejak usia dini," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa vaksinasi yang diberikan ke remaja sekolah dibiayai oleh pemerintah. Sedangkan, untuk pengobatan secara umum aran masyarakatdengan kesadaran sendiri membayar vaksinasi tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014