Denpasar (Antara Bali) - Petugas gabungan dari Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia mengerahkan sekitar 4.600 personel untuk mengamankan pelaksanaan "Bali Democracy Forum" (BDF) ke-7 yang akan berlangsung di Denpasar, 10-11 Oktober 2014.

"Untuk operasi pengamanan BDF ke-7 sebanyak 4.600 personel termasuk dari Polri," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan BDF ke-7 Brigadir Jenderal TNI Ruslian Hariadi, dalam Gelar Pasukan Pengamanan BDF ke-7 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Denpasar, Senin.

Kepala Staf Kodam IX/Udayana itu menjelaskan bahwa pengerahan pasukan itu untuk mengantisipasi adanya kerawanan yang bisa mengganggu jalannya forum demokrasi tersebut.

Pihaknya juga telah melakukan pemetaan daerah rawan di antaranya kawasan bandara, pelabuhan dan kawasan Nusa Dua, di Kabupaten Badung, yang menjadi lokasi pelaksanaan BDF yang rencananya akan digelar di Bali Internasional Convention Center (BICC).

"Semua celah harus kita tutup. Garis pantai kita panjang, jika kemungkinan ada teroris memanfaatkan celah itu untuk menyusup," ucapnya.

Gelar pasukan itu tidak hanya mengikutksertakan aparat kepolisian dari Polda Bali dan TNI dari Kodam IX/Udayana, tapi juga puluhan pecalang atau petugas pengamanan adat khas Bali juga ikut dikerahkan untuk membantu TNI dan Polri.

Forum kerja sama tahunan negara-negara demokrasi di Asia Pasifik diadakan setiap tahun di Bali. Forum tingkat menteri luar negeri tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas demokrasi dan institusi demokrasi melalui diskusi antar-negara. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014