Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Nyoman Tirtawan mengatakan rencana pembangunan gedung baru untuk ruang kerja Dewan perlu dilakukan pemikiran yang lebih logis, karena dana yang diperlukan cukup besar mencapai Rp21 miliar.
"Menurut saya pembangunan gedung baru untuk ruang kerja anggota dewan dianggap tidak terlalu mendesak, sehingga mesti ditunda dulu," katanya di Denpasar, Kamis.
Politikus Partai NasDem itu menegaskan tidak perlu terburu-buru merencanakan pembangunan gedung baru Dewan sehingga jangan sampai ada kesan Dewan baru belum bekerja maksimal sudah mendapat berbagai fasilitas baru dan menghamburkan uang rakyat.
"Gedung yang sekarang masih cukup representatif. Bahkan masih sangat kokoh, tidak ada indikasi bangunan bisa roboh atau ambruk. Cuma perlu tingkatkan kebersihan dan keasrian kebun yang nampak gersang," kata politikus asal Buleleng.
Menurut dia, sebaiknya pakai anggaran yang ada untuk mengimplementasi program pemerintah yang belum optimal, seperti untuk mewujudkan program "Bali Clean and Green", pengentasan program bedah rumah, pelaksanaan program kesehatan dan lain-lainnya.
Anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali Utami Dwi Suryadi meminta mesti ada pembahasan mendalam melibatkan semua anggota Dewan baik yang patahana maupun pendatang baru di lembag legislatif tersebut, sehingga rencana pembangunan gedung baru Dewan ini benar-benar matang.
"Perlu pembahasan dan kajian dengan matang, baru ambil keputusan terbaik termasuk soal berapa anggarannya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, dalam presentasi rencana pembangunan gedung baru Dewan pada Selasa (30/9) di Kantor DPRD Bali terungkap ada APBD Induk 2015 direncanakan dianggarkan pembangunan gedung Dewan baru untuk ruang kerja anggota Dewan dan diperkirakan menelan anggaran hingga Rp20 miliar.
Bahkan perencanaan awal pembangunan gedung baru ini telah dikerjakan pihak konsultan yakni CV Bina Bwana Wisesa dengan dua alternatif desain pembangunan gedung. Gedung baru ini rencananya akan dibangun di belakang gedung Dewan yang ada sekarang, tepatnya di tempat parkir kendaraan saat ini.
Alternatif optimal dengan parkir "basement" dan dua lantai, dengan jumlah ruang anggota 48 unit dengan ukuran tiga meter kali tiga meter per unit sehingga masing-masing anggota Dewan punya ruang kerja tersendiri, ada juga ruang rapat komisi dengan ukuran lebih kecil dan lainnya diestimasikan menelan dana Rp15 miliar lebih untuk bangunan saja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Menurut saya pembangunan gedung baru untuk ruang kerja anggota dewan dianggap tidak terlalu mendesak, sehingga mesti ditunda dulu," katanya di Denpasar, Kamis.
Politikus Partai NasDem itu menegaskan tidak perlu terburu-buru merencanakan pembangunan gedung baru Dewan sehingga jangan sampai ada kesan Dewan baru belum bekerja maksimal sudah mendapat berbagai fasilitas baru dan menghamburkan uang rakyat.
"Gedung yang sekarang masih cukup representatif. Bahkan masih sangat kokoh, tidak ada indikasi bangunan bisa roboh atau ambruk. Cuma perlu tingkatkan kebersihan dan keasrian kebun yang nampak gersang," kata politikus asal Buleleng.
Menurut dia, sebaiknya pakai anggaran yang ada untuk mengimplementasi program pemerintah yang belum optimal, seperti untuk mewujudkan program "Bali Clean and Green", pengentasan program bedah rumah, pelaksanaan program kesehatan dan lain-lainnya.
Anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali Utami Dwi Suryadi meminta mesti ada pembahasan mendalam melibatkan semua anggota Dewan baik yang patahana maupun pendatang baru di lembag legislatif tersebut, sehingga rencana pembangunan gedung baru Dewan ini benar-benar matang.
"Perlu pembahasan dan kajian dengan matang, baru ambil keputusan terbaik termasuk soal berapa anggarannya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, dalam presentasi rencana pembangunan gedung baru Dewan pada Selasa (30/9) di Kantor DPRD Bali terungkap ada APBD Induk 2015 direncanakan dianggarkan pembangunan gedung Dewan baru untuk ruang kerja anggota Dewan dan diperkirakan menelan anggaran hingga Rp20 miliar.
Bahkan perencanaan awal pembangunan gedung baru ini telah dikerjakan pihak konsultan yakni CV Bina Bwana Wisesa dengan dua alternatif desain pembangunan gedung. Gedung baru ini rencananya akan dibangun di belakang gedung Dewan yang ada sekarang, tepatnya di tempat parkir kendaraan saat ini.
Alternatif optimal dengan parkir "basement" dan dua lantai, dengan jumlah ruang anggota 48 unit dengan ukuran tiga meter kali tiga meter per unit sehingga masing-masing anggota Dewan punya ruang kerja tersendiri, ada juga ruang rapat komisi dengan ukuran lebih kecil dan lainnya diestimasikan menelan dana Rp15 miliar lebih untuk bangunan saja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014