Gianyar (Antara Bali) - Enam ekspatriat yang tergabung dalam komunitas Ubud Watch mengadakan pertemuan dengan Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Agung Bharata membicarakan keamanan dan lingkungan di perkampungan seniman itu, Kamis.

Pertemuan itu melibatkan anggota Komunitas Ubud Watch, pendiri Bali Spirit Festival, Kadek Gunatha dan Kepala Dinas Pariwisaata Kabupaten Gianyar, Anak Agung Ari Brahmanta.

Kadis Pariwisata Ari Brahmanta menjelaskan, Komunitas Ubud Watch merupakan gabungan berbagai warga negara Indonesia dan warga negara asing yang bermukim di Ubud yang memiliki kepedulian dan mencintai Ubud.

Ubud Watch bertujuan mendukung upaya masyarakat dan pemerintah Kabupaten Gianyar dalam menjaga lingkungan yang aman bagi semua warga yang tinggal di perkampungan seni itu.

Salah seorang anggota Ubud Watch, Jackie Pameroy asal Amerika Serikat menjelaskan, kedatangannya menghadap Bupati Gianyar terkait isu yang terjadi di Ubud, terutama dalam hal keamanan dan lingkungan yang berdampak pada perkembangan pariwisata Gianyar khususnya Ubud.

Ia merasa prihatin dengan meningkatnya laporan kriminalitas yang terjadi pada turis ataupun warga Ubud terutama kaum perempuan yang terjadi belakangan.

Dengan latar belakang tersebut Ubud Watch membuat situs internet www.UbudWatch.ogr pada bulan Maret 2014 sebagai wadah para pendatang maupun turis dan masyarakat pada umumnya untuk berbagi informasi dalam upaya peningkatan keamanan di Ubud.

Dari informasi yang diterima di website tersebut tercatat, 91 kasus pengaduan kriminalitas yang terjadi di Wilayah Ubud, dengan 54 kasus pengaduan terjadi pada tahun 2014, diantaranya 13 kasus pengaduan pelecehan dan kekerasan seksual, 19 kasus pengaduan penjambretan, 16 kasus pengaduan pencurian dan pembobolan rumah.

Untuk pengaduan kasus pembobolan dan pencurian semuanya terjadi di villa. 76 persen korban adalah perempuan, 83 persen korban merupakan ras kaukasia (kulit putih/bule) dan 60 persen kejadian terjadi pada malam hari.

Lokasi yang harus menjadi perhatian adalah wilayah Penestanan-Campuhan dan area Monkey Forest. Menurut Jackie, rata-rata korban pada saat kejadian tidak melapor ke pihak berwajib dengan berbagai alasan, seperti korban tidak bisa bahasa Indonesia, korban hanya berada di Ubud dalam waktu yang singkat.

Sementara, Rio Helmy menyampaikan, yang perlu mendapat perhatian penting selain masalah keamanan, adalah pengelolaan sampah di Ubud.

Pengelolaan sampah dianggap masih belum baik, satu langkah yang perlu dilakukan adalah dengan mengajak peran serta hotel dan restoran untuk tidak hanya menjaga wilayah hotelnya, namun juga lingkungan di sekitarnya.

Selain itu masih banyaknya masyarakat melakukan penggalian batu padas di pinggiran sungai yang sangat berdampak pada kondisi lingkungan.

Rio Helmy menekankan tentang perlu diberikannya pemahaman kepada generasi muda ubud, tentang bahaya dari minuman keras, dan pergaulan bebas, yang banyak membuat wisatawan menjadi tidak nyaman.

Kajian yang dilakukan Ubud Watch merupakan masukan dan pemikiran dari anggota komunitas untuk pemerintah sebagai bahan melakukan berbagai langkah tindakan pencarian solusi.

Komunitas Ubud Watch bersedia secara sukarela membantu pemerintah untuk melakukan perbaikan agar wilayah Ubud sebagai destinasi pariwisata menjadi lebih baik, karena jika tidak isu yang saat ini masih kecil bisa menjadi bumerang dan membesar sehingga merusak citra Ubud.

Bupati Agung Bharata memberikan apresiasi atas kepedulian dan masukan dari Ubud Watch akan keamanan dan lingkungan di Gianyar khususnya Ubud sebagai destinasi wisata di Kabupaten Gianyar.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan seluruh elemen masyarakat. Selain itu Bupati akan melakukan penataan petugas keamanan untuk villa (cottage), membuat zona masyarakat siaga berkoordinasi dengan semua pihak termaksuk para ekspatriat.

Ia mengharapkan generasi muda untuk diikutsertakan dalam kegiatan kampanye keamanan wilayah Ubud sebagai wadah positif mereka berekspresi sekaligus menjaga lingkungan yang aman. (WDY)

Pewarta: Oleh Putu Arthayasa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014