Denpasar (Antara Bali) - I Gusti Ayu Dewi Wastu Manggala Marhaen Putri Wedastera Suyasa,S.S, M.H, pengusaha perempuan muda Bali mendapat kepercayaan sebagai salah seorang pembicara dalam kegiatan "8th Branch Reyukai Gathering" yang berlangsung di Tokyo, Jepang.

"Kesempatan itu sekaligus dimanfaatkan untuk mempromosikan sejumlah keunggulan Bali di antaranya potensi bisnis Meeting, Incentive, Convention, Exhibition atau Pertemuan Insentif Konvensi dan Pameran (MICE) di negeri Sakura," kata Marhaen Putri, direktur Royal Bali Convex Nusa Dua di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan, kesempatan baik mempromosikan keunggulan Bali di dunia internasional itu dilakukan serangkaian mengadakan kunjungan ekonomi internasional ke India, Nepal, Thailand, Hong Kong dan Singapura selama dua minggu, akhir Agustus hingga awal September lalu.

Bali sebagai daerah tujuan wisata yang selama ini telah dikenal masyarakat internasional lebih memilih bersahabat dengan negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, Kamboja, Thailand, India, Nepal, Myanmar, Taiwan dan Korea.

Negara-negara tersebut umumnya memiliki kepedulian terhadap seni budaya Bali. Bisnis tersebut akan semakin bermanfaat, jika usaha ekonomi yang dikembangkan tidak merusak lingkungan, ujar Marhaen Putri.

Ia menambahkan, usaha bisnis sejenis itu mampu mengedukasi masyarakat, sekaligus yang sangat diperlukan masyarakat Pulau Dewata.

Ia mengharapkan agar masyarakat pariwisata Asia Pasifik berkenan membantu ekonomi Bali dengan memberdayakan ekonomi kerakyatan.

"Masyarakat internasional bertanya, kenapa saat ini Bali berbeda dengan Bali yang sebelumnya. Mereka menilai Bali bermasalah baik di bidang lingkungan, pengolahan limbah, kemacetan lalulintas dan pemukiman kumuh," ujarnya.

Marhaen Putri yang juga praktisi pariwisata itu mengaku sudah bekerja maksimal secara mandiri.

Untuk itu agar pelaku MICE bisa mengadakan kegiatan di hotel - hotel di Bali, kegiatan kuliner di restoran milik orang Bali.

Demikian pula jika berbelanja agar menghindari pasar oleh-oleh dan sedapat mungkin dalam kegiatan itu melibatkan kampus, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan tokoh masyarakat Bali.

Potensi MICR di Bali setiap tahunnya mendekati Rp2 triliun, ujar Marhaen Putri. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014