Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan para kepala desa untuk membantu mengidentifikasi calon penerima program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) agar lebih tepat sasaran.
"Tidak masalah kalau dalam satu desa nantinya ada dua atau tiga penerima program Simantri karena ternyata tidak semua desa di Bali potensial untuk diberikan Simantri," katanya saat menggelar simakrama (temu wicara) dengan masyarakat di Amlapura, Kabupaten Karangasem, Sabtu.
Menurut dia, khususnya untuk desa-desa yang termasuk potensial dikembangkan untuk peternakan, tidak menjadi persoalan kalau kembali diberikan bantuan Simantri tahap berikutnya. Dengan demikian, kesejahteraan petani tidak hanya meningkat dari sektor pengembangbiakan ternak, namun juga pengolahan biourine, pupuk organik, hingga penggunaan biogas.
"Hingga akhir pembangunan Bali Mandara jilid II, kami menargetkan dapat terbentuk 1.000 unit Simantri, dan saat ini baru terbentuk 508 unit," ujarnya.
Berdasarkan hasil evaluasi sementara pihaknya, hingga saat ini, beberapa unit Simantri yang masih kurang berhasil itu karena Pemprov Bali cukup kesulitan juga untuk menentukan lokasi dan calon penerima bantuan program Simantri. Demikian juga pemanfaatan biogas menjadi kurang optimal karena ternyata rumah penduduk cukup jauh dari unit Simantri.
"Oleh karenanya, tolong kades dan dinas terkait di kabupaten agar ikut memberikan identifikasi daerah-daerah mana saja yang bisa ditambahkan Simantrinya," ucap Pastika.
Demikian juga dengan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara, Pastika juga mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk mengevaluasi desa mana lagi yang layak mendapatkan bantuan pengembangan ekonomi produktif sebesar Rp1,02 miliar setiap desa. Sejak diluncurkan pada 2012, sampai sekarang sudah 177 desa miskin di Bali yang mendapat bantuan program Gerbangsadu.
"Program Gerbangsadu sendiri merupakan program terobosan Pemprov Bali untuk mengangkat desa-desa miskin di daerah kita agar keluar dari kemiskinannya," katanya.
Mantan Kapolda Bali itu menambahkan, sejauh ini ada empat kabupaten di Pulau Dewata yang berkontribusi menyumbang angka kemiskinan tertinggi yakni Kabupaten Karangasem, Buleleng, Bangli dan Klungkung. "Bupati dan teman-teman kabupaten, mohon bantu melihat kondisi riil di masyarakat," ujar Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Tidak masalah kalau dalam satu desa nantinya ada dua atau tiga penerima program Simantri karena ternyata tidak semua desa di Bali potensial untuk diberikan Simantri," katanya saat menggelar simakrama (temu wicara) dengan masyarakat di Amlapura, Kabupaten Karangasem, Sabtu.
Menurut dia, khususnya untuk desa-desa yang termasuk potensial dikembangkan untuk peternakan, tidak menjadi persoalan kalau kembali diberikan bantuan Simantri tahap berikutnya. Dengan demikian, kesejahteraan petani tidak hanya meningkat dari sektor pengembangbiakan ternak, namun juga pengolahan biourine, pupuk organik, hingga penggunaan biogas.
"Hingga akhir pembangunan Bali Mandara jilid II, kami menargetkan dapat terbentuk 1.000 unit Simantri, dan saat ini baru terbentuk 508 unit," ujarnya.
Berdasarkan hasil evaluasi sementara pihaknya, hingga saat ini, beberapa unit Simantri yang masih kurang berhasil itu karena Pemprov Bali cukup kesulitan juga untuk menentukan lokasi dan calon penerima bantuan program Simantri. Demikian juga pemanfaatan biogas menjadi kurang optimal karena ternyata rumah penduduk cukup jauh dari unit Simantri.
"Oleh karenanya, tolong kades dan dinas terkait di kabupaten agar ikut memberikan identifikasi daerah-daerah mana saja yang bisa ditambahkan Simantrinya," ucap Pastika.
Demikian juga dengan program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara, Pastika juga mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk mengevaluasi desa mana lagi yang layak mendapatkan bantuan pengembangan ekonomi produktif sebesar Rp1,02 miliar setiap desa. Sejak diluncurkan pada 2012, sampai sekarang sudah 177 desa miskin di Bali yang mendapat bantuan program Gerbangsadu.
"Program Gerbangsadu sendiri merupakan program terobosan Pemprov Bali untuk mengangkat desa-desa miskin di daerah kita agar keluar dari kemiskinannya," katanya.
Mantan Kapolda Bali itu menambahkan, sejauh ini ada empat kabupaten di Pulau Dewata yang berkontribusi menyumbang angka kemiskinan tertinggi yakni Kabupaten Karangasem, Buleleng, Bangli dan Klungkung. "Bupati dan teman-teman kabupaten, mohon bantu melihat kondisi riil di masyarakat," ujar Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014