Washington (Antara Bali) - Negara Islam (sebelumnya Negara Islam Irak
dan Suriah atau ISIS) memesankan ancaman yang lebih besar dibandingkan
dengan kelompok teroris konvensional dan menyebarkan visi yang dapat
secara radikal mengubah wajah Timur Tengah, kata para pejabat pertahanan
AS seperti dikutip AFP.
Para militan ISIS bisa dibendung dan akhirnya dikalahkan oleh pasukan setempat dengan dukungan AS, namun warga Sunni baik di Suriah maupun Irak mesti menampik kelompok militan ini, kata Menteri Pertahanan Chuck Hagel dan Jenderal Martin Dempsey kepada wartawan.
Hagel mengingatkan bahwa ISIS lebih berpersenjataan lengkap, lebih terlatih dan lebih terdanai dibandingkan dengan ancaman militan mana pun.
"Mereka mengawinkan ideologi dan pencanggihan kecakapan militer strategis dan taktis. Mereka luar biasa terdanai dengan baik. Ini jauh dari apa pun yang telah kita saksikan," kata Hagel dalam jumpa pers.
Dempsey, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, mengatakan bahwa kelompok militan ini patuh pada sebuah ideologi fanatik dan mempunyai visi jangka panjang untuk menguasai Lebanon, Israel dan Kuwait.
"Jika mereka mencapai visi itu, maka itu akan secara fundamental mengubah wajah Timur Tengah dan menciptakan lingkungan keamanan yang pastinya mengancam kita dalam banyak hal," kata dia.
Hagel mengatakan lusinan serangan udara AS telah menghentikan momentum kelompok militan ini di sekitar bendungan Mosul di Irak utara sehingga membantu pasukan Kurdi menyerang balik para militan ini.
"Serangan udara Amerika dan senjata serta bantuan AS telah membantu pasukan Irak dan Kurdi menghentikan gerak maju ISIS di sekitar Arbil yang menjadi tempat bekerja para diplomat dan tentara Amerika, serta membantu Irak merampas lagi bendungan Mosul," kata Hagel.
Bombardemen ISIS oleh AS telah menghentikan ISIS dan membuat pasukan Irak dan Kurdi memperkuat lagi cengkeramannya dan bisa mengambil inisiatif menyerang.
Ketika ditanya apakah AS akan menghancurkan posisi ISIS di Suriah, Hagel tidak mengesampingkannya namun juga tidak mengisyaratkan serangan itu perlu.
Sementara itu Dempsey menyatakan bahwa para ekstrimis akhirnya akan kalah di Suriah, kemungkinan oleh elemen-elemen pemberontak Sunni yang lebih moderat.
"Bisakah mereka dikalahkan tanpa ambil bagian organisasi yang berada di dalam Suriah? Jawabannya tidak," kata sang jenderal seperti dikutip AFP. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Para militan ISIS bisa dibendung dan akhirnya dikalahkan oleh pasukan setempat dengan dukungan AS, namun warga Sunni baik di Suriah maupun Irak mesti menampik kelompok militan ini, kata Menteri Pertahanan Chuck Hagel dan Jenderal Martin Dempsey kepada wartawan.
Hagel mengingatkan bahwa ISIS lebih berpersenjataan lengkap, lebih terlatih dan lebih terdanai dibandingkan dengan ancaman militan mana pun.
"Mereka mengawinkan ideologi dan pencanggihan kecakapan militer strategis dan taktis. Mereka luar biasa terdanai dengan baik. Ini jauh dari apa pun yang telah kita saksikan," kata Hagel dalam jumpa pers.
Dempsey, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS, mengatakan bahwa kelompok militan ini patuh pada sebuah ideologi fanatik dan mempunyai visi jangka panjang untuk menguasai Lebanon, Israel dan Kuwait.
"Jika mereka mencapai visi itu, maka itu akan secara fundamental mengubah wajah Timur Tengah dan menciptakan lingkungan keamanan yang pastinya mengancam kita dalam banyak hal," kata dia.
Hagel mengatakan lusinan serangan udara AS telah menghentikan momentum kelompok militan ini di sekitar bendungan Mosul di Irak utara sehingga membantu pasukan Kurdi menyerang balik para militan ini.
"Serangan udara Amerika dan senjata serta bantuan AS telah membantu pasukan Irak dan Kurdi menghentikan gerak maju ISIS di sekitar Arbil yang menjadi tempat bekerja para diplomat dan tentara Amerika, serta membantu Irak merampas lagi bendungan Mosul," kata Hagel.
Bombardemen ISIS oleh AS telah menghentikan ISIS dan membuat pasukan Irak dan Kurdi memperkuat lagi cengkeramannya dan bisa mengambil inisiatif menyerang.
Ketika ditanya apakah AS akan menghancurkan posisi ISIS di Suriah, Hagel tidak mengesampingkannya namun juga tidak mengisyaratkan serangan itu perlu.
Sementara itu Dempsey menyatakan bahwa para ekstrimis akhirnya akan kalah di Suriah, kemungkinan oleh elemen-elemen pemberontak Sunni yang lebih moderat.
"Bisakah mereka dikalahkan tanpa ambil bagian organisasi yang berada di dalam Suriah? Jawabannya tidak," kata sang jenderal seperti dikutip AFP. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014