Denpasar (Antara Bali) - Majelis Utama Desa Pakraman, Provinsi Bali sedang menyiapkan Ensiklopedi Adat Bali yang akan didistribusikan ke seluruh "bendesa" atau pimpinan desa adat di Pulau Dewata.
"Ensiklopedi ini akan menjadi referensi terlengkap tentang adat dan budaya Bali karena sampai saat ini buku putih tentang adat Bali belum pernah ada. Kalau buku agama `sih` banyak," kata Sekretaris (Penyarikan Agung) MUDP Provinsi Bali Ketut Sumarta di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, gagasan pembuatan ensiklopedi tersebut selain datang dari jajaran pengurus MUDP Bali juga dari Ketua Nayaka (tim ahli) MUDP Bali Prof Dr Wayan P. Windia.
"Selain itu, Prof Windia memang profesinya sebagai guru besar hukum adat Bali di Universitas Udayana. Prof Windia pula yang langsung membuat Ensiklopedi Adat Bali yang contoh bukunya sudah selesai disusun setebal 1.200 halaman," ujar msalah satu pimpinan lembaga tertinggi yang menaungi desa pakraman (desa adat) di Bali itu.
Sumarta mengemukakan dalam ensiklopedi itu akan memuat berbagai hal terkait dengan adat dan hukum adat, istilah adat, sejarah desa adat di Bali hingga kelembagaannya, dan berbagai hal lainnya.
"Yang tidak kalah menarik, di dalam ensiklopedi tersebut juga dicantumkan foto tokoh-tokoh yang terkait dengan penelitian adat dan pemikir adat Bali. Mereka itu tidak hanya orang Bali, tetapi peneliti asing yang mayoritas merupakan orang Belanda yang dulu tinggal di Pulau Dewata," katanya.
Contoh dari Ensiklopedi Adat Bali pun sudah diperkenalkan kepada para tokoh-tokoh adat dan berbagai kalangan serangkaian dengan Paruman Agung (Kongres) III MUDP Bali sepekan lalu.
"Oleh karena tebalnya ensiklopedi ini, proses cetaknya nanti membutuhkan biaya yang relatif besar sekitar Rp400 juta. Selain akan disebarkan pada seluruh desa adat, rencananya juga akan didistribusikan pada berbagai lembaga tinggi negara, pemerintah daerah, perguruan tinggi, berbagai perpustakaan serta kalangan lainnya yang berminat," kata Sumarta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Ensiklopedi ini akan menjadi referensi terlengkap tentang adat dan budaya Bali karena sampai saat ini buku putih tentang adat Bali belum pernah ada. Kalau buku agama `sih` banyak," kata Sekretaris (Penyarikan Agung) MUDP Provinsi Bali Ketut Sumarta di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, gagasan pembuatan ensiklopedi tersebut selain datang dari jajaran pengurus MUDP Bali juga dari Ketua Nayaka (tim ahli) MUDP Bali Prof Dr Wayan P. Windia.
"Selain itu, Prof Windia memang profesinya sebagai guru besar hukum adat Bali di Universitas Udayana. Prof Windia pula yang langsung membuat Ensiklopedi Adat Bali yang contoh bukunya sudah selesai disusun setebal 1.200 halaman," ujar msalah satu pimpinan lembaga tertinggi yang menaungi desa pakraman (desa adat) di Bali itu.
Sumarta mengemukakan dalam ensiklopedi itu akan memuat berbagai hal terkait dengan adat dan hukum adat, istilah adat, sejarah desa adat di Bali hingga kelembagaannya, dan berbagai hal lainnya.
"Yang tidak kalah menarik, di dalam ensiklopedi tersebut juga dicantumkan foto tokoh-tokoh yang terkait dengan penelitian adat dan pemikir adat Bali. Mereka itu tidak hanya orang Bali, tetapi peneliti asing yang mayoritas merupakan orang Belanda yang dulu tinggal di Pulau Dewata," katanya.
Contoh dari Ensiklopedi Adat Bali pun sudah diperkenalkan kepada para tokoh-tokoh adat dan berbagai kalangan serangkaian dengan Paruman Agung (Kongres) III MUDP Bali sepekan lalu.
"Oleh karena tebalnya ensiklopedi ini, proses cetaknya nanti membutuhkan biaya yang relatif besar sekitar Rp400 juta. Selain akan disebarkan pada seluruh desa adat, rencananya juga akan didistribusikan pada berbagai lembaga tinggi negara, pemerintah daerah, perguruan tinggi, berbagai perpustakaan serta kalangan lainnya yang berminat," kata Sumarta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014