Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 1.017 pasien rawat jalan dan rawat inap menjalani cuci darah selama dua pekan sejak 30 Juli hingga 12 Agustus 2014 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar.

"Rata-rata per harinya menerima sebanyak 90 tindakan cuci darah baik pasien yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap," kata Kepala Bidang Penunjang Medis RSUP Sanglah dr Ken Wirasandhi di Denpasar Selasa.

Ia mengatakan penderita gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah semakin meningkat di RSUP Sanglah sehingga pasien yang ingin melakukan tindakan tersebut harus antre menunggu giliran.

"Setiap pasien cuci darah selalu diberikan jadwal dan saat ini memang masih ada yang menunggu," ujarnya.

Pihaknya sudah berusaha secara optimal untuk semua fasilitas cuci darah yang ada terus ditambah sehingga pasien yang akan melakukan tindakan tersebut tidak menunggu terlalu lama.

Ken mencontohkan pasien yang menderita gagal ginjal biasanya rutin seminggu dua kali untuk melakukan cuci darah. Namun, akibat banyaknya pasien yang melakukan cuci darah di RSUP Sanglah pihaknya menerapkan cuci darah seminggu sekali untuk seorang pasien.

"Agar semua pasien dapat pelayanan optimal dan mengurangi antrian kami menjadwalkan pasien tersebut untuk seminggu sekali cuci darah. Sebenarnya ideal untuk melakukan cuci darah harus dua kali seminggu," ujar Ken.

Ia menambahkan apabila antrean untuk cuci darah tersebut terus berlangsung dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas hidup pasien.

Pihaknya mengatakan RSUP Sangalah memiliki 47 alat cuci darah yang berada di ruangan "Haemodialisa". Namun, diakuinya masih kurang untuk melayani banyaknya pasien yang melakukan cuci darah.

"Bulan depan akan ditambah tiga alat cuci darah lagi. Namun, walaupun ditambah tetap masih kurang," ujar Ken. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014