Jakarta (Antara Bali) - Beberapa dari kita mungkin tidak bisa menghindari mengonsumsi makanan bersantan saat Lebaran. Hanya saja, konsumsi yang berlebihan bisa saja memunculkan masalah kesehatan di kemudian hari.

Ahli nutrisi, dr Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK, mengatakan, tipikal hidangan saat Lebaran yakni makanan yang bersantan mengandung lemak jenuh tinggi.

"Sedapat mungkin kita tidak menyediakan menu makanan itu. Namun, jika ingin tetap menghidangkan makanan bersantan semisal opor atau gulai, sebaiknya kurangi konsumsi kuahnya," ujar dia kepada www.antaranews.com melalui surat elektronikanya, di Jakarta, Senin.

Menurut dia, jumlah lemak jenuh yang dikonsumsi dalam sehari ialah tujuh persen dari seluruh kebutuhan energi dalam sehari.

"Jumlah ini bukan jumlah yang banyak. Bila kebutuhan energi kita adalah sekitar 2000 kkal, maka jumlah maksimal yang dikonsumsi 15-20 gram atau setara 1,5- 2 sendok makan," katanya.

Oleh karena itu, untuk menghindari konsumsi lemak jenuh berlebihan, maka jangan memanaskan makanan bersantan berulang-ulang. Kemudian, dia menyarankan, sebisa mungkin santan ditambahkan sebelum makanan misalnya opor, dihidangkan.

Selanjutnya, menurut dia, tetap siapkan sayuran hijau atau buah-buahan sebelum makan. Makanan tinggi serat akan mengurangi penyerapan lemak dalam saluran cerna.

"Bila sulit, bisa pertimbangkan suplemen serat yang diminum sebelum makan," ujar dia, sambil dia tambahkan, "Sebaiknya kita makan jika benar-benar merasa lapar. Kemudian, jangan lupa minum air putih setidaknya dua liter atau delapan gelas per hari." (WDY)

Pewarta: Oleh Lia Wanadriani Santosa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014