Denpasar (Antara Bali) - Dua seniman asal Bali menerima penghargaan "Ciwa Nataraja" dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar karena dinilai telah berjasa dalam pengembangan bidang seni untuk kemajuan lembaga perguruan tinggi seni tersebut.
Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar M. Hum menyerahkan penghargaan tertinggi dalam bidang seni itu pada acara Dies Natalis XI dan Wisuda Sarjana XI di Kampus ISI Denpasar, Sabtu.
Kedua seniman itu adalah I Nyoman Mandra, seniman seni lukis gaya Kamasan, Kabupaten Klungkung dan I Made Keranca, seniman pengabdi seni "kakebyaran" di Kabupaten Buleleng, Bali Utara.
Disaksikan civitas akademika lembaga pendidikan tinggi tersebut, Arya Sugiartha menjelaskan bahwa penghargaan bergengsi itu khusus diberikan kepada tokoh-tokoh seni atau mereka yang dinilai berjasa yang luar biasa bagi pembinaan dan pengembangan seni.
Ia mengatakan bahwa I Nyoman Mandra, seniman seni lukis gaya Kamasan, Kabupaten Klungkung, dinilai sangat berjasa dalam mengembangkan dan melestarikan lukisan khas tersebut.
"Jiwa seni yang diwarisi masyarakat Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Bali itu diwariskan kembali kepada anak cucunya, sehingga lukisan klasik Bali atau yang lebih dikenal lukisan gaya kamasan itu tetap lestari, diwarisi satu generasi ke generasi berikutnya," katanya.
Ia mengatakan bahwa lukisan tradisional Kamasan sering dijadikan contoh ketahanan budaya tradisional Bali dalam menghadapi globalisasi dan munculnya bentuk-bentuk seni dan budaya material baru dengan identitas tradisional yang kuat.
Lukisan Kamasan hingga kini tetap mempertahankan fungsi sosial dan keagamaan yang penting dalam budaya lokal. Demikian pula lukisan klasik Kamasan memiliki sejarah interaksi antara agen-agen global dan lokal yang telah menghasilkan lukisan yang beredar di luar daerah setempat.
Lukisan gaya Kamasan kini dikoleksi pencinta seni dan museum di berbagai negara di belahan dunia.
Demikian pula I Made Keranca, seniman pengabdi seni kakebyaran di Kabupaten Buleleng, Bali Utara mempunyai peran dan jasa terhadap pengembangan kesenian Bali, khususnya krawitan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar M. Hum menyerahkan penghargaan tertinggi dalam bidang seni itu pada acara Dies Natalis XI dan Wisuda Sarjana XI di Kampus ISI Denpasar, Sabtu.
Kedua seniman itu adalah I Nyoman Mandra, seniman seni lukis gaya Kamasan, Kabupaten Klungkung dan I Made Keranca, seniman pengabdi seni "kakebyaran" di Kabupaten Buleleng, Bali Utara.
Disaksikan civitas akademika lembaga pendidikan tinggi tersebut, Arya Sugiartha menjelaskan bahwa penghargaan bergengsi itu khusus diberikan kepada tokoh-tokoh seni atau mereka yang dinilai berjasa yang luar biasa bagi pembinaan dan pengembangan seni.
Ia mengatakan bahwa I Nyoman Mandra, seniman seni lukis gaya Kamasan, Kabupaten Klungkung, dinilai sangat berjasa dalam mengembangkan dan melestarikan lukisan khas tersebut.
"Jiwa seni yang diwarisi masyarakat Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Bali itu diwariskan kembali kepada anak cucunya, sehingga lukisan klasik Bali atau yang lebih dikenal lukisan gaya kamasan itu tetap lestari, diwarisi satu generasi ke generasi berikutnya," katanya.
Ia mengatakan bahwa lukisan tradisional Kamasan sering dijadikan contoh ketahanan budaya tradisional Bali dalam menghadapi globalisasi dan munculnya bentuk-bentuk seni dan budaya material baru dengan identitas tradisional yang kuat.
Lukisan Kamasan hingga kini tetap mempertahankan fungsi sosial dan keagamaan yang penting dalam budaya lokal. Demikian pula lukisan klasik Kamasan memiliki sejarah interaksi antara agen-agen global dan lokal yang telah menghasilkan lukisan yang beredar di luar daerah setempat.
Lukisan gaya Kamasan kini dikoleksi pencinta seni dan museum di berbagai negara di belahan dunia.
Demikian pula I Made Keranca, seniman pengabdi seni kakebyaran di Kabupaten Buleleng, Bali Utara mempunyai peran dan jasa terhadap pengembangan kesenian Bali, khususnya krawitan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014