Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menyerahkan santunan kepada keluarga korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH-17 di Kabupaten Buleleng.
"Wagub Sudikerta datang memberikan santunan dan memberikan semangat untuk tetap tegar," kata Markus yang mewakili Ketut Wiartini, korban jatuhnya MH-17 saat dihubungi dari Denpasar, Selasa.
Dia menuturkan bahwa mewakili Pemerintah Provinsi Bali, Sudikerta menyerahkan santunan berupa uang tunai Rp10 juta yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan upacara pemakaman korban.
Sudikerta tiba di kediaman keluarga korban di Dusun Tukad Ampel, Desa Kubutambahan, sekitar pukul 14.00 Wita, setelah mengunjungi keluarga korban lainnya yakni Wayan Sujana (24) di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak.
Markus menjelaskan bahwa pihak Kedutaan Besar Malaysia juga dijadwalkan akan menemui pihak keluarga guna memfasilitasi keluarga korban untuk proses identifikasi.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada Senin (21/7) berharap bahwa proses identifikasi terhadap korban berjalan lancar mengingat saat ini tim evakuasi dari berbagai negara terkait dan termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang kesulitan menembus lokasi kejadian.
"Semua berharap tetapi sampai hari ini akses ke sana (lokasi kejadian) belum bisa ditembus bahkan PBB (belum bisa menembus) karena itu persis daerah konflik," ucapnya.
Ketut Wiartini (33) dan Wayan Sujana (24) merupakan dua warga asal Buleleng, Bali yang menjadi korban jatuhnya pesawat Boeing 777 itu yang diduga ditembak oleh kelompok pemberontak tertentu.
Pesawat yang melakukan perjalanan dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia, jatuh tertembak di Donetsk, Ukraina atau sekitar 50 kilometer dari Rusia, Kamis (17/7). (WGN/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Wagub Sudikerta datang memberikan santunan dan memberikan semangat untuk tetap tegar," kata Markus yang mewakili Ketut Wiartini, korban jatuhnya MH-17 saat dihubungi dari Denpasar, Selasa.
Dia menuturkan bahwa mewakili Pemerintah Provinsi Bali, Sudikerta menyerahkan santunan berupa uang tunai Rp10 juta yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan upacara pemakaman korban.
Sudikerta tiba di kediaman keluarga korban di Dusun Tukad Ampel, Desa Kubutambahan, sekitar pukul 14.00 Wita, setelah mengunjungi keluarga korban lainnya yakni Wayan Sujana (24) di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak.
Markus menjelaskan bahwa pihak Kedutaan Besar Malaysia juga dijadwalkan akan menemui pihak keluarga guna memfasilitasi keluarga korban untuk proses identifikasi.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada Senin (21/7) berharap bahwa proses identifikasi terhadap korban berjalan lancar mengingat saat ini tim evakuasi dari berbagai negara terkait dan termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang kesulitan menembus lokasi kejadian.
"Semua berharap tetapi sampai hari ini akses ke sana (lokasi kejadian) belum bisa ditembus bahkan PBB (belum bisa menembus) karena itu persis daerah konflik," ucapnya.
Ketut Wiartini (33) dan Wayan Sujana (24) merupakan dua warga asal Buleleng, Bali yang menjadi korban jatuhnya pesawat Boeing 777 itu yang diduga ditembak oleh kelompok pemberontak tertentu.
Pesawat yang melakukan perjalanan dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia, jatuh tertembak di Donetsk, Ukraina atau sekitar 50 kilometer dari Rusia, Kamis (17/7). (WGN/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014