Semarapura (Antara Bali) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mewaspadai potensi terjadinya kecurangan Pemilu Presiden 2014 di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
"Kami menerima laporan adanya intimidasi warga di Nusa Penida," kata Ketua DPC PDIP Kabupaten Klungkung, I Wayan Koster, di Semarapura, Senin.
Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla Provinsi Bali itu telah mengingatkan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta selaku Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Kabupaten Klungkung.
"Bupati telah mengumpulkan `perbekel` (kepala desa) untuk menggalang dukungan," tukas Koster.
Ia meminta Bupati yang berasal dari Nusa Penida itu untuk berpolitik secara santun. "Jangan juga main ancam, apalagi sampai akan memutasi pegawai kalau tidak memilih capres tertentu," kata anggota Fraksi PDIP DPR yang sempat tersangkut kasus korupsi Hambalang, Bogor, Jawa Barat, itu.
Koster juga mengimbau masyarakat untuk melapor jika ada intimidasi atau ancaman dari kepala daerah menjelang pilpres.
Sementara itu, Suwirta membantah keras tudingan Koster. "Saya ini orang baru di politik. Saya juga tahu etika, tidak mungkin melakukan perbuatan itu," kata Bupati Klungkung periode 2013-2018 itu.
Bahkan dia menegaskan bahwa karena jabatannya sebagai kepala daerah itulah, dia tidak berani menyebut nama capres. Padahal Suwirta tercatat sebagai kader Partai Gerakan Indonesia Raya yang didirikan oleh Prabowo. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami menerima laporan adanya intimidasi warga di Nusa Penida," kata Ketua DPC PDIP Kabupaten Klungkung, I Wayan Koster, di Semarapura, Senin.
Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla Provinsi Bali itu telah mengingatkan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta selaku Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Kabupaten Klungkung.
"Bupati telah mengumpulkan `perbekel` (kepala desa) untuk menggalang dukungan," tukas Koster.
Ia meminta Bupati yang berasal dari Nusa Penida itu untuk berpolitik secara santun. "Jangan juga main ancam, apalagi sampai akan memutasi pegawai kalau tidak memilih capres tertentu," kata anggota Fraksi PDIP DPR yang sempat tersangkut kasus korupsi Hambalang, Bogor, Jawa Barat, itu.
Koster juga mengimbau masyarakat untuk melapor jika ada intimidasi atau ancaman dari kepala daerah menjelang pilpres.
Sementara itu, Suwirta membantah keras tudingan Koster. "Saya ini orang baru di politik. Saya juga tahu etika, tidak mungkin melakukan perbuatan itu," kata Bupati Klungkung periode 2013-2018 itu.
Bahkan dia menegaskan bahwa karena jabatannya sebagai kepala daerah itulah, dia tidak berani menyebut nama capres. Padahal Suwirta tercatat sebagai kader Partai Gerakan Indonesia Raya yang didirikan oleh Prabowo. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014