Kesehariannya sangat sederhana dan terkesan pendiam, namun pembawaan itu akan berubah total bila tampil di atas panggung, menari lincah mengiringi alunan instrumen gamelan di atas pentas.

I Ketut Pelor (73), pria kelahiran Banjar Denkayu Delodan, Desa Werdi Bhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dikenal sebagai seniman serba bisa, baik tabuh maupun tari.

Meskipun hanya mengenyam pendidikan formal setingkat sekolah dasar, namun kemampuannya dalam bidang pengembangan seni budaya tidak diragukan.

Berawal sebagai seniman arja pada tahun 1966 yakni sebagai penasar itu pernah melatih puluhan sekaa (grup) kesenian maupun sekaa gong di sejumlah banjar dan desa di Kecamatan Mengwi dan sekitarnya di Kabupaten Badung.

Pria yang cukup piawai memainkan semua jenis alat musik tradisional Bali itu dengan senang hati melatih sekaa gong yang telah dilakoninya hampir setengah abad.

Sukses melatih sekaa gong dalam satu banjar, dilanjutkan ke banjar lainnya dan beberapa sekaa antri menunggu giliran, sehingga jadualnya untuk memberikan latihan guna mencetak kader penerus seni budaya Bali itu cukup padat.

"Masuk banjar ke luar banjar pada malam hari untuk melatih sekaa gong, hasilnya hanya bisa dinilai dengan kepuasan oleh saya sendiri," tutur I Ketut Pelor yang keahlian seni itu kini diwariskan kepada anak, cucu dan masyarakat sekitarnya yang berminat.

Pria yang tampak masih sehat dalam usia "berkepala tujuh" itu selain melatih juga aktif sebagai penabuh gamelan untuk kepentingan berbagai kegiatan, termasuk kelengkapan kegiatan ritual.

Setiap odalan dan kegiatan ritual yang berlangsung di lingkungan desanya selalu menyempatkan diri untuk bisa berperanserta dalam megambel maupun menari untuk kelengkapan ritual.

Pria yang cukup enerjik dan senang bermasyarakat itu berawal dari tahun 1966 ikut dalam kesenian arja sempat pentas di sejumlah desa di Kabupaten Badung dan kabupaten lainnya di Bali.

Miliki banyak pengalaman

Sosok I Ketut Pelor dalam hidupnya memiliki banyak pengalaman dalam bidang tabuh dan tari yang kemudian menggeluti tari topeng dan bergabung dalam sekaa kesenian Bondres untuk kelengkapan kegiatan ritual.

Ia dengan senang hati melatih anak-anak atau siapa saja yang ingin belajar tabuh dan tari Bali sebagai generasi penerus seni budaya Bali.

Semua itu berkat kesenangannya sejak kecil terhadap tabuh dan tari Bali. Teknik tabuh dan tari Bali yang dipelajarinya dapat dikuasasinya dengan baik. Hal itu menjadi modal baginya dalam membina dan melatih sekaa-sekaa gong dan kesenian di sejumlah desa di Kabupaten Badung dan sekitarnya.

Berkat kesungguhan dan keseriusan itu mampu mengantarkan dirinya sebagai sosok seorang seniman yang tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan seni kerawitan Bali pada umumnya.

Berkat prestasi, dedikasi dan pengabdian dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya Bali, khususnya di Kabupaten Badung, sosok I Ketut Pelor masuk nominasi penerima penghargaan sebagai pengabdi seni.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika menjelaskan, Pemerintah Provinsi Bali melakukan seleksi terhadap sejumlah seniman berprestasi dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali untuk memperoleh penghargaan pengabdi seni bertepatan dengan pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-36 tahun 2014.

Tim yang melakukan seleksi itu beranggotakan utusan dari instansi terkait dalam bidang seni dan budaya. Pemerintah kabupaten/kota di Bali telah mengusulkan sejumlah senimannya untuk memperoleh penghargaan tertinggi dalam bidang seni tersebut.

Dengan demikian tim tingkat provinsi Bali itu menyeleksi seniman yang telah diusulan oleh masing-masing kabupaten/kota, didasarkan atas prestasi, dedikasi, dan pengalaman dalam memajukan seni budaya.

Dalam aktivitas seni tahunan yang berlangsung selama sebulan, 13 Juni-12 Juli 2014 akan memberikan penghargaan kepada seniman tua, atau masing-masing satu orang dari seluruh kabupaten/kota di Pulau Dewata.

Pemerintah Provinsi Bali menyediakan sejumlah dana untuk seniman pengabdi seni sebagai penghargaan atas jasa dan dedikasinya mamajukan seni dan budaya di Pulau Dewata.

Penghargaan berupa bantuan dana kepada sembilan seniman pengabdi seni dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali akan diserahkan di sela-sela kegiatan tahunan seniman di Pulau Dewata. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014