Denpasar (Antara Bali) - I Gusti Ayu Srinatih, SST, MSI (57), dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berhasil meraih gelar doktor pada Program Studi Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana di Denpasar, Jumat.

Ia mempertahankan desertasi berjudul "Dolanan Mebarong-Barongan Kabupaten Badung Pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-32 tahun 2010" di hadapan tim penguji yang diketuai Prof. Dr. AA Bagus Wirawan SU dengan anggota tujuh guru besar.

Ketujuh guru besar anggota tim penguji di hadapan rapat senat terbuka terdiri atas Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna SU, Prof. Dr. I Gde Semadi Astra, Prof. Dr. Nanik Sri Prihatini, S.Kar, M.SI, Prof. Dr. I Made Suastika, SU, Prof. Dr. Emiliana Mariyah, MS, Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum dan Dr. Ni Made Ruastini SST, MSi.

Srinatih mengatakan, dolanan yang merupakan permainan anak-anak diangkat dari kearifan lokal Bali dengan sentuhan seni dan teknologi terbukti ampuh dalam menangkal degradasi mental anak-anak di era globalisasi.

Anak-anak bermain sambil bersukaria menari dan bernyanyi sesama temannya tanpa kehilangan karakter dan jati diri, karena semua alat permainan menggunakan benda-benda yang diperoleh dari alam lingkungan sekitarnya.

Kabupaten Badung sebagai pusat pengembangan pariwisata di Bali ke depan mempunyai peluang untuk mengemas potensi dolanan mebarong-barongan sebagai atraksi wisata sehingga mampu memberikan nilai ekonomis kepada masyarakat setempat.

Selain itu mampu memberikan andil terhadap pembentukan karakter bangsa, karena dolanan itu diangkat dari kearifan lokal dengan sentuhan estetika, sekaligus menjadi unsur penting dalam proses pendidikan.

Srinatih menjelaskan, Bali memiliki bentuk kesenian yang beraneka ragam antara lain tembang-tembang tradisional yang menjadi bagian dari dolanan tersebut.

Gending rare adalah lagu anak-anak menggunakan bahasa daerah Bali yang mengandung nilai-nilai, norma dan etika yang dipadukan dengan permainan anak-anak.

Sambil bernyanyi untuk bersenang-senang itu mengandung nilai luhur budaya bangsa yang dapat ditanamkan kepada anak-anak sebagai pondasi pembentukan karakter sehingga memiliki landasan dan jati diri yang kuat, ujar I Gusti Ayu Srinatih. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014