Jakarta (Antara Bali) - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta M. Najib Azca mengingatkan kepada seluruh elit politik di Tanah Air mengenai pentingnya penerapan etika berpolitik yang baik, demi menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintahan pada masa mendatang.

"Penerapan demokrasi saat ini mengalami krisis etik. Ini akan mengurangi kepercayaan publik terhadap demokrasi dan pada gilirannya juga bisa mengurangi kepercayaan publik pada rezim-rezim atau pemerintah yang dihasilkan dari proses demokrasi tersebut," kata Najib kepada Antara di Jakarta, Kamis (19/6) malam.

Najib mengatakan saat ini demokrasi baru berjalan dalam tahapan prosedural, sementara masalah utamanya terletak pada aspek etika berpolitik.

Menurut dia, cara-cara berdemokrasi dengan tidak etis, seperti kampanye hitam, menunjukkan krisis serius dalam berdemokrasi.

"Sesungguhnya para aktor demokrasi di Indonesia saat ini saya kira mengalami krisis etik, menggunakan semua cara yang tidak etis, dan ada keadaban di situ yang tidak hidup," katanya.

Salah satu penopang penting demokrasi, katanya, adalah keadaban demokratis.

Dia mengemukakan bahwa demokrasi tidak hidup hanya dengan proses mencoblos pada pemilu atau kampanye.

"Orang menggunakan cara tidak etik dan tidak beradab dalam konteks memenangkan kepentingan politiknya. Jangan sampai makin lama orang tidak percaya demokrasi sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan masalah bersama secara kolektif," kata dia. (ADT)

Pewarta: Oleh Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014