Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta Direktur Rumah Sakit Jiwa yang baru dilantik untuk berperan aktif mencegah masyarakat terkena stres.
"Saya ingatkan tugas Direktur RSJ itu bukan hanya mengurusi rumah sakit, tetapi juga mental masyarakat dan mencegah orang Bali menjadi stres," katanya saat menyampaikan sambutan pada pelantikan 10 pejabat struktural eselon II Pemprov Bali di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kalau semakin banyak masyarakat Bali stres dan akhirnya gila, nantinya justru membebani karena menjadi kewajiban pemerintah untuk menanggungnya.
"Saya pun tidak ingin jika sampai ada orang gila yang dipulangkan paksa dan dibiarkan berkeliaran di jalan karena sudah tidak diterima oleh keluarganya masing-masing," ujarnya.
Direktur RSJ diminta segera memperbaiki sisi administrasi di rumah sakit yang berlokasi di Kabupaten Bangli itu karena masih ada catatan dari Badan Pemeriksa Keuangan terkait dengan laporan keuangan 2013.
Pada pelantikan tersebut, posisi Direktur RSJ Provinsi Bali dipercayakan kepada dr Gede Bagus Darmayasa yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Sementara itu, sembilan pejabat lainnya yang dilantik adalah I Dewa Gede Mahendra Putra dari Kabag Publikasi pada Biro Humas menjadi Kepala Biro Humas Pemprov Bali menggantikan I Ketut Teneng sebagai Inspektur Provinsi Bali.
Jayadi Jaya dari Sekretaris Bappeda dilantik menjadi Kepala Biro Pemerintahan, Anak Agung Gede Yuniartha Putra sebagai Kepala Dinas Pariwisata yang sebelumnya menjabat Karo Organisasi, Nyoman Harry Yudha Saka dari Kabid Pengkajian dan Pengembangan Data Dinas Kehutanan dengan jabatan baru sebagai Kepala Biro Organisasi, dan Ida Bagus Ngurah Arda menjadi Kepala Biro Keuangan dari posisi sebelumnya sebagai Kabag Rumah Tangga Pimpinan di Biro Umum dan Protokol.
Ida Bagus Kade Subhiksu yang sebelumnya Kadis Pariwisata Bali memegang jabatan baru sebagai staf ahli Gubernur Bidang Pembangunan, I Dewa Putu Sunartha dari jabatan lama Karo Keuangan selanjutnya menjadi staf ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan serta I Wayan Sudana yang sebelumnya Karo Tata Pemerintahan dilantik dengan jabatan baru sebagai Staf Ahli Bidang Pemerintahan.
Pastika menambahkan bahwa mutasi pejabat struktural eselon II kali ini memang diprioritaskan untuk mengisi kekosongan karena hingga triwulan II/2014 terdapat beberapa pejabat yang memasuki masa purna tugas sehingga jabatan tersebut mendesak untuk diisi.
"Dengan optimalisasi tugas, saya harapkan akan lebih mendorong semua komponen birokrasi untuk mengembangkan daya inovasi dan kreasi serta lebih responsif dan proaktif memberikan pelayanan kepada publik. Apalagi di tengah tantangan pembangunan yang semakin kompleks," ujarnya.
Pihaknya juga menekankan tidak boleh ada lagi penerjemahan yang salah terhadap kebijakan strategis dari visi Bali Mandara jilid II dan semua pejabat yang baru dilantik harus langsung bekerja keras. (LHS/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Saya ingatkan tugas Direktur RSJ itu bukan hanya mengurusi rumah sakit, tetapi juga mental masyarakat dan mencegah orang Bali menjadi stres," katanya saat menyampaikan sambutan pada pelantikan 10 pejabat struktural eselon II Pemprov Bali di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kalau semakin banyak masyarakat Bali stres dan akhirnya gila, nantinya justru membebani karena menjadi kewajiban pemerintah untuk menanggungnya.
"Saya pun tidak ingin jika sampai ada orang gila yang dipulangkan paksa dan dibiarkan berkeliaran di jalan karena sudah tidak diterima oleh keluarganya masing-masing," ujarnya.
Direktur RSJ diminta segera memperbaiki sisi administrasi di rumah sakit yang berlokasi di Kabupaten Bangli itu karena masih ada catatan dari Badan Pemeriksa Keuangan terkait dengan laporan keuangan 2013.
Pada pelantikan tersebut, posisi Direktur RSJ Provinsi Bali dipercayakan kepada dr Gede Bagus Darmayasa yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Sementara itu, sembilan pejabat lainnya yang dilantik adalah I Dewa Gede Mahendra Putra dari Kabag Publikasi pada Biro Humas menjadi Kepala Biro Humas Pemprov Bali menggantikan I Ketut Teneng sebagai Inspektur Provinsi Bali.
Jayadi Jaya dari Sekretaris Bappeda dilantik menjadi Kepala Biro Pemerintahan, Anak Agung Gede Yuniartha Putra sebagai Kepala Dinas Pariwisata yang sebelumnya menjabat Karo Organisasi, Nyoman Harry Yudha Saka dari Kabid Pengkajian dan Pengembangan Data Dinas Kehutanan dengan jabatan baru sebagai Kepala Biro Organisasi, dan Ida Bagus Ngurah Arda menjadi Kepala Biro Keuangan dari posisi sebelumnya sebagai Kabag Rumah Tangga Pimpinan di Biro Umum dan Protokol.
Ida Bagus Kade Subhiksu yang sebelumnya Kadis Pariwisata Bali memegang jabatan baru sebagai staf ahli Gubernur Bidang Pembangunan, I Dewa Putu Sunartha dari jabatan lama Karo Keuangan selanjutnya menjadi staf ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan serta I Wayan Sudana yang sebelumnya Karo Tata Pemerintahan dilantik dengan jabatan baru sebagai Staf Ahli Bidang Pemerintahan.
Pastika menambahkan bahwa mutasi pejabat struktural eselon II kali ini memang diprioritaskan untuk mengisi kekosongan karena hingga triwulan II/2014 terdapat beberapa pejabat yang memasuki masa purna tugas sehingga jabatan tersebut mendesak untuk diisi.
"Dengan optimalisasi tugas, saya harapkan akan lebih mendorong semua komponen birokrasi untuk mengembangkan daya inovasi dan kreasi serta lebih responsif dan proaktif memberikan pelayanan kepada publik. Apalagi di tengah tantangan pembangunan yang semakin kompleks," ujarnya.
Pihaknya juga menekankan tidak boleh ada lagi penerjemahan yang salah terhadap kebijakan strategis dari visi Bali Mandara jilid II dan semua pejabat yang baru dilantik harus langsung bekerja keras. (LHS/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014